Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perjalanan Teroris Fadli Sadama: Bertemu Imam Samudra Hingga Bisnis Narkoba

Fadli Sadama, pentolan teroris kelompok Medan ini sudah dua kali ditangkap di Malaysia

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Perjalanan Teroris Fadli Sadama: Bertemu Imam Samudra Hingga Bisnis Narkoba
kompas.com
Fadli Sadama, terpidana kasus terorisme yang buron dari LP Tanjung Gusta, akhirnya kembali tertangkap setelah sekitar lima bulan buron. Fadli ditangkap kepolisian Diraja Malaysia sekitar akhir November silam. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Fadli Sadama, pentolan teroris kelompok Medan ini sudah dua kali ditangkap di Malaysia. Perannya bukan hanya mengumpulkan dana untuk aksi teror, tetapi dia pun melakukan jual beli senjata api sampai berbisnis narkoba.

Fadli Sadama termasuk orang yang memiliki kemampuan hebat dalam kelompok teroris meskipun usianya masih tergolong muda. Ia ahli dalam dunia IT serta bisa menggerakan kelompoknya melakukan aksi perampokan dalam rangka menggalang dana untuk membiayai aksi teror.

Pria yang kini berusia 29 tahun tersebut pernah bertemu dengan gembong teroris Imam Samudra pada 2001 saat berkunjung ke Maluku.

"Kalau dilihat dari sejarahnya yang bersangkutan dengan Toni Togar terkait dengan peledakan bom di Medan tahun 2002. Yang bersangkuta pun dengan Toni Togar pernah ke Pulau Seram, Maluku, disana bahkan pernah ketemu Imam Samudra, jadi 2001 itu di Pulau Seram itu terkait konflik Ambon dan sekitarnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2013).

Kemudian tahun 2003, Fadli bersama Toni Togar melakukan perampokan Bank di Sumatera Utara. Ia terlibat langsung dalam perampokan tersebut. "Berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan terungkap bahwa Fadli Sadama terlibat dalam perampokan-perampokan lain, diantaranya 2003 perampokan bank Lippo di jalan DR Mansyur, Medan Kota diantaranaya pelaku saat itu Toni Togar yang sudah ditangap dan ditahan di Nusakambangan," katanya.

Seusai merampok bank, tahun 2007 Fadli Sadama berangkat ke Malaysia. Ia mulai menjamah bisnis narkoba untuk membiayai aksi teror di Indonesia.

Berita Rekomendasi

Setelah berhasil meraup dana lewat bisnis narkoba, kemudian Fadli bersama adik iparnya melakukan perampoak kembali di Medan pada 2008. Sasarannya saat itu berupa money changer yang berada di Jalan Katamso, Medan.

Mei 2008, ia melakukan perampokan di Bank Mustika di Medan. Ia bersama Iwan dan Tofik Hidayat berhasil menggasak uang Rp 121 juta saat itu. November 2008 masih dengan kelompoknya sebanyak enam orang merampok Bank Mandiri di Jalan Dede Pardede, Medan.

Kemudian ia membeli senjata api jenis FN dari Thailand Selatan seharga 2000 ringgit. Masih pada 2008, Fadli Sadama membeli senjata api sebanyak lima pucuk jenis AK di Aceh Utara, dan akhir tahun 2008 kembali membeli senjata api jenis FN sebanyak empat buah dari sebuah wilayah di Thailand.

2009, Fadli Sadama bergerak ke Bireun, Aceh untuk menjual senjata api kepada Tengku Rizal. Senjata api yang dijual Fadli berasal dari Thailand. "Jadi dia malakukan kejahatan jual beli senjata api dan narkoba. Kemudian senjata apinya dibawa ke Indonesia antara lain senpinya digunakan dalam sejumlah aksi perampokan," jelas Boy.

Saat di Bireun Fadli dan kelompoknya pun beraksi melakukan perampokan terhadap Bank, kali ini sasarannya Bank BRI di Bireun. "Salah satu pelakunya saat ini masih DPO dan tidak bisa saya sebutkan namanya," ucapnya.

Kemudian dia kembali ke Medan pada 2010, sebelum berangkat ke Malaysia, Fadli ikut merencanakan perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Ia pun membeli dua pucuk senjata api colt dari Thailand Selatan.

"Kita ketahui selain Fadli terlibat dalam CIMB Niaga, dia sebagai perencana. Ketika perampokan terjadi dia tidak berada di lokasi, dia berada di Kuala Lumpur, Malaysia, tapi dalam proses perencanaan terungkap bahwa Fadli terlibat," ungkapnya.

Akhirnya Fadli pun divonis 11 tahun penjara dalam keterlibatannya dalam perampokan di Bank CIMB Niaga Medan. Ia pun ditempatkan di Lapas Tanjung Gusta pada 2011. Sebelum menghuni Lapas Tanjung Gusta, Fadli Sadama dideportasi dari Malaysia pada Oktober 2010.

11 Juli 2013, Fadli berhasil melarikan diri dari Lapas Tanjung Gusta. Ia memanfaatkan kerusuhan di Lapas tersebut saat kabur dari Lapas. Setelah hampir lima bulan menjadi buruan polisi, akhirnya Fadli Sadama kembali ditangkap di Malaysia pada 20 November 2013 dan 27 November 2013 diterbangkan ke Jakarta.

Hasil pemeriksaan Fadli berperan penting dalam kerusuhan Lapas Tanjung Gusta, ia memprovokasi napi lainnya untuk melakukan kekacauan di dalam Lapas. Setelah tertangkap terkuak kasus-kasus baru lainnya yang dilakukan Fadli Sadama, ia ternyata terlibat dalam berbagai perampokan bank di wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Atas temuan baru tersebut, Fadli Sadama pun harus berhadapan kembali dengan kasus baru sehingga hukumannya bisa lebih berat.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas