Santriwati Bagi-bagi Jilbab Tolak Pekan Kondom Nasional
aksi ini bentuk penolakan program kondomisasi yang diwujudkan lewatpembagian pamflet soal untungnya pakai jilbab
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Surya, Sudarmawan
PONOROGO, JAWA TIMUR - Puluhan ustazah dan santriwati dari Pondok Modern Ar Risalah, Desa Gundik, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, turun ke jalan menolak program Pekan Kondom Nasional dengan membagi-bagikan jilbab siap pakai, Jumat (6/12/2013).
"Kami bagikan ini agar muslim selalu menutup auratnya. Ini sebagai upaya untuk mengurangi seks bebas, bukan malah pembagian kondom menjadi program nasional selama sepekan. Itu tak efektif," terang seorang ustazah yang memimpin aksi ini kepada Surya, Jumat (6/12/2013).
Koordinator aksi Sunartip mengungkapkan, aksi ini bentuk penolakan program kondomisasi yang diwujudkan dengan pembagian pamflet tentang keuntungan menggunakan jilbab bagi muslimah, selain menjauhkan diri dari aksi kejahatan pria tidak berakhlak.
"Bagi kami, tetap tidak perlu membagikan kondom. Cukup diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kehormatan dan kesucian para wanita Indonesia terutama muslim pasti bisa menjaganya. Ini akan mengurangi dampak kenaikan penularan HIV/Aids," tegas Sunartip.
"Program Pekan Kondom itu tidak akan tepat sasaran malah bisa disalahgunakan. Kami berharap pembagian jilbab ini membuat masyarakat terhindar dari bahaya. Kami minta program yang mendukung kemaksiatan tidak dilaksanakan lagi, karena akan membahakan generasi muda penerus bangsa ini," pungkasnya.
Warga yang mendapat pembagian jilbab tampak mengapresiasi kegiatan yang dilakukan para santriwati tersebut. Mereka memuji langkah itu.
"Kami salut dengan aksi ini. Karena pesannya kongkrit. Kami juga akan berterima kasih kepada pada santriwati yang memberi jilbab semoga bisa bermanfaat," papar Sunarsih (51), seorang perempuan yang mendapatkan pembagian jilbab saat keluar dari Pasar Songgolangit.