Keluar Kantor KPK, Dua Tersangka Kasus Suap di Praya Tutupi Wajah
Setelah menjalani pemeriksaan, Kepala Kejaksaan Negeri Praya, Subri dan pengusaha Lusita Anie Razak keluar dari Kantor KPK, Minggu malam.
Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Sanusi
![Keluar Kantor KPK, Dua Tersangka Kasus Suap di Praya Tutupi Wajah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20131215_202713_kpk-tangkap-kajari-praya-lombok.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah menjalani pemeriksaan, Kepala Kejaksaan Negeri Praya, Subri dan pengusaha Lusita Anie Razak keluar dari Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Minggu (15/12/2013) malam.
Keduanya keluar dari Kantor KPK sekitar pukul 23.42 WIB dengan penjagaan ketat petugas keamanan.
Tak ada keterangan apapun keluar dari mulut dua orang tersangka dalam kasus suap perkara pemalsuan dokumen tanah di Lombok Tengah tersebut.
Lusita yang keluar lebih dulu, terlihat menutupi kepalanya dengan selendang untuk menghalangi wajahnya dari sorotan kamera wartawan yang sudah menunggu sejak pagi. Dengan tergesa-gesa, wanita yang disebut-sebut sebagai pihak pemberi suap dalam perkara tersebut itu langsung masuk ke dalam mobil yang akan membawanya ke rutan KPK.
Sementara itu di belakangnya, Subri juga terlihat berusaha menyembunyikan wajahnya dengan menggunakan bahu para petugas yang mengawalnya masuk ke dalam mobil.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Kejaksaan Negeri Praya, Lombok, SUB dan seorang pengusaha perempuan berinisial LAR yang diamankan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan malam tadi ditangkap saat tengah berada di dalam kamar hotel di kawasan Pantai Senggigi, Nusa Tenggara Barat.
"Kejadiannya sekitar jam 7 malam WITA, atau tepatnya 19.15. Tempatnya di sebuah hotek di lombok," ujar Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto di Kantor KPK, Minggu (15/12/2013).
Menurut Bambang, SUB adalah oknum jaksa dari kejaksaan negeri Praya, tepatnya Kepala Kejaksaan Negeri Praya, Lombok Tengah. Sementara LAR adalah seseorang yang diduga memberikan suap kepada SUB.
Keduanya ditangkap tangan oleh KPK dengan sejumlah barang bukti, diantaranya uang pecahan dolar AS senilai ribuan dolar.