Emisi CO2 Kendaraan Berlebih Picu Gangguan Pernafasan
Jika emisi C02 terus berlanjut, maka tidak hanya menghadapi ancaman atas pemanasan bumi
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Managing Director TNT Express Indonesia, Tomy Sofhian, mengatakan, emisi C02 telah menimbulkan keprihatinan bagi industri transportasi komersial.
Pasalnya, ada korelasi signifikan antara masalah emisi kendaraan bermotor dan kesehatan masyarakat tindak hanya gangguan efek emisi rumah kaca saja.
"Jika emisi C02 terus berlanjut, maka tidak hanya menghadapi ancaman atas pemanasan bumi tetapi juga efek konsentrasi pencemar udara yang cenderung membahayakan kesehatan masyarakat, seperti penyakit pernafasan," kata Tomy Sofhian di sela- sela kerjasama - TNT Express Indonesia dan Trans Jakarta di Jakarta, Jumat (20/12/2013).
Saat ini, provinsi DKI Jakarta menghadapi masalah serius yakni menjadi kota paling terpolusi nomor tiga di dunia. Jakarta memiliki 103 mg/m3 suspended particular matter (SPM), jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rekomendasi dunia sebesar 50 mg/m3.
"TNT menyadari dampak dari operasi bisnis yang mengakibatkan emisi. Untuk alasan itu, kami menerapkan konsep "Driving Clean" sebagai bentuk upaya kami untuk mencapai "zero emission" target pada tahun 2020," katanya.
Pernyataan Tomy berdasarkan prediksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan bahwa tingkat polusi udara di Asia potensi untuk membunuh 800.000 orang setiap tahunnya.