Candaan Butet untuk Prabowo: Isih Penak Jamanku Toh?
Butet yang familiar dengan menirukan suara mantan presiden RI, Soeharto, memulai aksinya. "Piye kabare? Isih penak jamanku toh? (B
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seniman asal Yogyakarta, Butet Kertaredjasa, kembali beraksi dengan monolog guyon hingga membuat sebagian besar penonton tertawa dan sebagian lagi mengerenyutkan dahi.
Panggung yang digunakan Butet kali ini adalah peringatan meninggalnya atau Haul keempat Abdurrahman Wahid di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2013) malam.
Sasaran monolog Butet kali ini adalah Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra sekaligus Komandan Korps Pasuklan Khusus era Presiden Soeharto, Prabowo Subianto.
Dengan mengenakan baju kaos hijau dan kacamata bundar khasnya, Butet memulai guyonannya dengan menyapa para jemaah yang menghadiri acara haul ini. "Kita semua merindukan Gus Dur," kata Butet.
Dan Prabowo yang juga menjadi kandidat calon presiden untuk Pemilu 2014 itu pun hadir di barisan kursi tokoh-tokoh nasional pada acara haul tersebut.
Butet yang familiar dengan menirukan suara mantan presiden RI, Soeharto, memulai aksinya. "Piye kabare? Isih penak jamanku toh? (Bagaimana kabarnya? Masih enak jaman saya kan?)," kata Butet dengan dialek dan mimik wajah khas Soeharto.
Butet menceritakan, pembukaan monolognya ini terinspirasi dari gambar dan tulisan yang ada di bagian belakang truk yang kerap berseliweran di jalan-jalan. Gambar itu adalah potret Presiden kedua RI, Soeharto, yang tengah melambaikan tangan disertai tulisan, "Piye kabare? Isih penak jamanku toh?"
Buten dengan segera menyampaikan permintaan maaf lantaran tahu Prabowo juga hadir di acara haul itu. Menurutnya, bahan monolognya itu juga sudah sering disampaikan di acara kesenian dan hiburan.
Menurut Butet, monolognya ini bukan bermaksud untuk menyindir Prabowo, tapi sekadar bahan candaan. "Bercanda, mas," kata Butet sambil menoleh ke arah Prabowo.
Beberapa tokoh yang hadir di acara itu juga ikut tertawa dengan aksi monolog Butet kali ini.
Mereka yang hadir di antaranya, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Kapolri Jenderal Sutarman, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan Romo Frans Magnis Suseno.
Butet melanjutkan monolognya dengan membahas persoalan yang terjadi di Indonesia pada saat ini, mulai dari tingkah para pejabat sampai praktik korupsi yang merajarela. Dan lagi, Prabowo menjadi sasaran monolog Butet.
"Piye kabare, Wo?" kata Butet menirukan dialek dan mimik wajah khas Soeharto.
Dalam monolognya, Butet menekankan ajaran Gus Dur tentang pentingnya keadilan dan kemanusiaan. "Soal keadilan, saya belajar dari sopir angkot, karena bagi sopir angkot jauh dekat sama," kata Butet menirukan dialek Gus Dur yang sontak mengundang tawa.
"Pesan Gus Dur, agama jangan jauh dari kemanusiaan. Hal itu yang membuat kita rindu Gus Dur," tutup Butet.
Tak lama Butet turun dari panggung, pembawa acara menyampaikan Prabowo ijin meninggalkan acara lebih dulu.
Kepada para wartawan, Prabowo mengaku dia tak bisa mengikuti Haul Gusdur sampai selesai karena harus segera berangkat ke luar negeri.
"Saya izin duluan karena harus berangkat ke luar negeri," kata Prabowo saat berjalan menuju mobilnya.
Prabowo pun meminta tidak banyak bertanya saat dimintai tanggapan tentang monolog Butet lantaran khawatir mengganggu acara haul yang masih berlangsung.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.