Ibu Angkat Enam Terduga Teroris Tolak Proses Otopsi Jenazah
Musdalifah (55), seorang wanita mengenakan baju ungu, kerudung dan cadar hitam, serta berkacamata mengaku ibu angkat dari enam terduga teroris
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musdalifah (55), seorang wanita mengenakan baju ungu, kerudung dan cadar hitam, serta berkacamata yang mengaku ibu angkat dari enam terduga teroris, menolak proses identifikasi yang tengah dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri.
Musdalifah berharap, keenam jenazah tersebut segera diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Keluarga menolak di outopsi, kami ingin jenasah segera dikembalikan kepada keluarga untuk dimakamkan," katanya saat ditemui di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (2/1/2013).
Menurutnya otopsi dan identifikasi disebabkan karena keluarga telah menerima dan mengetahui mengenai penyebab kematian korban.
"Sudah tau kok meninggalnya ditembak, menurut Islam juga harus segera dimakamkan, tidak ada yang namanya outopsi itu. Jenazahnya harus segera dimakamkan," katanya.
Setelah hampir dua jam lebih, berada di ruang Instalasi Kedokteran Forensik, RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, rombongan yang mengaku keluarga terduga teroris Ciputat tersebut pun meninggalkan RS Polri.
Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror Polri menggerebek sebuah rumah kontrakan di Gang H Hasan, Jalan KH Dewantoro, RT/ RW 04/07, Kelurahan Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/12/2013). Diduga, ada kelompok teroris yang tinggal di kontrakan tersebut.
Dalam penggerebekan tersebut, diketahui terdapat tujuh orang terduga teroris yang tinggal di rumah kontrakan tersebut. Lima di antaranya dilumpuhkan Rabu (1/1/2014).
Sedangkan seorang lainnya dilumpuhkan dalam penggerebekan malam sebelumnya. Sementara, seorang terduga teroris lainnya ditangkap dalam kondisi hidup. Mereka adalah Daeng alias Dayat Hidayat, Nurul Haq alias Dirman, Oji alias Tomo, Rizal alias Teguh alis Sabar, Hendi, dan Edo alias Amril.