Widia Tak Mudah Percaya Orang Setelah Dayat Tewas Ditembak
Widia anak perempuan berusia delapan tahun tersebut tampak girang bermain bersama polisi dan teman-temannya
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Widia anak perempuan berusia delapan tahun tersebut tampak girang bermain bersama polisi dan teman-temannya di lokasi penggerebegan teroris, Kampung Sawah RT 04/07 Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Putri dari Ruspiah tersebut sebelumnya pernah berkomunikasi dengan seorang teroris bernama Nur Hidayat alias Dayat alias Daeng. Bagaimana pun, Ruspiah bersama keluarganya pernah menjadi tetangga kontrakan Dayat. Satu bulan sebelum penggerebekan Ruspiah dan keluarganya pun pindah kontrakan yang lokasinya hanya beberapa puluh meter dari rumah yang dikontrak Dayat bersama teman-temannya.
Ruspiah tidak menyangka, Dayat yang sering berkomunikasi dengan dirinya saat masih menjadi tetangga kontrakan ternyata seorang teroris.
"Saya tidak menyangka Dayat seorang teroris, ia baik bahkan sering bicara dengan saya dan anak saya," ucap Ruspiah saat berbincang dengan tribunnews.com di lokasi penggerebegan, Sabtu (4/2/2014).
Bahkan Dayat pun sering membagi-bagikan uang kepada tetangga dan anak-anak yang ada di sekitar kontrakan. Termasuk terhadap Widia, Dayat selalu bersikap baik terhadap anak perempuan yang selalu bergaya seperti lelaki tersebut.
Kata Ruspiah, saat tahu Dayat meninggal, dirinya sempat sedih juga, karena selama ini Dayat memiliki sikap yang baik kepada diri dan anaknya. "Dia kan suka membersihkan gorong-gorong dekat kostan. Dia orangnya baik selama ini, sehingga saat saya tahu dia meninggal, sempat kasihan juga," katanya.
Kematian Dayat membuat anak Ruspiah pun menjadi ketakutan, apalagi rumahnya yang tidak terlalu jauh dari lokasi penggerebekan membuat diri dan anaknya selalu merasa ketakutan hingga saat ini. Anaknya saat terjadi penggerebekan selalu menangis karena suasana begitu mencekam di tengah bunyi rentetan senjata api dan bom.
"Saya sendiri saja masih suka kaget dan merinding bila mendengar suara ledakan seperti petasan," katanya.
Kepada tribuunews.com, Ruspiah bercerita bahwa akibat aksi baku tembak tersebut anaknya menjadi penakut dan sifatnya menjadi tidak mudah percaya sama orang.
"Dayat kan memang baik sama dia, jadi dia tidak mudah percaya sekarang sama orang yang baik, karena Dayat kan baik, ternyatanya dia seperti itu. Kita kan tidak tahu," ungkapnya.
Bahkan sekarang, Widia tidak berani keluar rumah sendirian termasuk pergi ke sekolah, harus selalu ditemani ibunya. "Ke sekolah saja harus selalu diantar sekarang, jadi bikin susah kita juga. Kemana-mana sekarang harus ditemani," ujarnya.