Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anas Berikan Nasihat ke PPI Saat Peluncuran Buku

Anas Urbaningrum, tetap 'hadir' dalam peluncuraan buku 'Janji Kebangsaan Kita' di Markas Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Anas Berikan Nasihat ke PPI Saat Peluncuran Buku
Wahyu Aji/Tribunnews.com
Sekjen PPI, Gede Pasek Suardika memegang lembaran kertas yang ditulis Anas Urbaningrum dari Rutan KPK, Jumat (17/1/2014). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Meskipun mendekam didalam Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tersangka kasus dugaan suap proyek Hambalang, Anas Urbaningrum, tetap 'hadir' dalam peluncuraan buku 'Janji Kebangsaan Kita' di Markas Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) di Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (17/1/2014).

Namun kehadiran Anas hanya diwakilkan empat lembar tulisan tangan Anas yang dibacakan fungsionaris Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) I Gede Pasek Suardika. Dalam suratnya, Anas meminta seluruh aktivis PPI untuk tetap semangat dalam bergerak, meski diawali lewat susah payah.

Berikut isi surat Anas.

Kepada yang terhormat:

Para sahabat aktivis PPI dan kaum pergerakan.

Assalamu'alaikum Wr, Wb.

Berita Rekomendasi

Salam sejahtera untuk kita semua
Alhamdulillah, kondsi saya sehat dan tidak kurang apa pun juga. Yang
berkurang adalah kebebasan ruang, dan kebebasan lain. Meski dalam
kondisi kesempitan, tidak dianggap sebagai suatu hal yang serius.
Tidak ada yang berkurang pada keyakinan dan optimisme pada masa depan yang lebih baik.

Saat jadi saya mundur dari Partai Demokrat, itu halaman terakhir di Partai Demokrat yang saya cintai.

Tapi itu bukan halaman akhir bagi negara ini, masih ada halaman berikutnya.

Maka sebuah buku kehidupan seluas perjuangan kehidupan itu sendiri.
Salah satu hal yang kita lakukan, menggali, menghidupkan dan
mengembangkan semangat pergerakan Indonesia yang lebih baik.
Ini yang kita sepakati sebagai PPI. PPI sebagai cara untuk terus mencintai,
bekontribusi, bekerja, dan beramal untuk Indoensia. Sejak awal, PPI kiat buat sebagai sebuah organisasi sesungguhnya dengan modal semangat, tekad, keyakinan, dan juga nekad. Kita sepakat PPI itu bagian dari kita untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih baik.

Kita berharap PPI go public jadi milik masyarakat Indonesia.
Sejak awal, saya tegaskan bahwa PPI tidak boleh identik dengan Anas dan Anas tidak identik dengan PPI.
PPI tidak boleh jadi properti Anas dan keluarga Anas.
PPI tidak boleh jadi properti bagi perintis,
pendiri, dan penggaasnya.

Semoga kelak, PPI jadi bayi sehat yang terus tumbuh menjadi energi
bagi bangsa Indonesia lebih baik. PPI tidak boleh tergantung Anas,
nasib PPI bukan nasib Anas. Anas hanya bagian kecil PPI dan kerja-kerja yang harus dilakukan.

Saya berharap nasib PPI adalah nasib Indonesia bermasa depan.
Pergerakan ini adalah ikhtiar politik meski berat dan sulit bertujuan
untuk membuka sejarah untuk kemudahan bersama. Jika kita mulai dari kesulitan, Insyallah hasilnya kemudahan untuk orang banyak.

Dalam perjuangan itu, saya tidak pernah surut semangat. Tidak ada
argumentasi saya untuk ke belakang, dan lempar handuk. Saya tetap
bersama teman-teman untuk memajukan PPI, meski kita dibatasi ruang dan jarak. Jika sejarah menghendaki, kelak apa yang kita kerjakan akan jadi monumen hidup, dan menghidupkan Indonesia.

Saya berpesan PPI harus:
1. menjaga motivasi, idealisme untuk memajukan pergerakan
2. menjaga terus soliditas, kekompakan rasa saling percaya, rasa
saling menolong di antara aktivis perubahan
3. menjaga terus sikap, hindari permusuhan dan kebencian. Sikap kritis harus jauh lebih dikedepankan daripada kebencian.
4. teruskan konsolidasi dengan teman-teman di daearh agar pemikiran
dan gagasan bisa tersebar luas
5. lanjutkan tradisi memajukan tindakan, amal pikiran bagi masy yang dibutuhkan. Apa yang kita rawat bersama, akan jadi bibit yg sehat dan menyehatkan Indonesia. Kita tidak perlu memikirkan siapa yang menikmatinya seperti petani yang tak peduli siapa yang menikmati berasnya. Yakinlah pula, bahwa kita mendapat amanat, nikmat, dalam merintis bayi kecil bermama PPI. Ini tanggung jawab bersama agar kelak jadi manusia dewasa yang kaya akan amal.

Terus bergerak!
Salam pergerakan.

16 Januari 2014,

Sahabatmu,
Anas Urbaningrum

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas