Tanggapan Demokrat Atas Ucapan Boni Hargens Soal Buku Karya SBY
Sekretaris bidang Penegakan Hukum DPP Partai Demokrat, Jemmy Setiawan menyiratkan Boni Hargens 'asbun' dan tak dilengkapi data akurat
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris bidang Penegakan Hukum DPP Partai Demokrat, Jemmy Setiawan menganggap analisa Pengamat Politik Boni Hargens tentang buku yang ditulis Presiden RI sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudoyono yang berjudul "Selalu Ada Pilihan," tidak disertai data yang akurat.
"Boni Hargens itu bukan political analist, namun juru tebak situasi. Boni harusnya bukan memposisikan diri sebagai pengamat yang kecenderungannya menjadi sumber bunyi negatif karena analisanya selalu tanpa disertai data," ujar Jemmy kepada TRIBUNnews.com.
Dalam warta TRIBUNnews.com yang berjudul "Pengamat Politik Ini Benci Banget pada Buku Selalu Ada Pilihan Karya SBY," Boni mengatakan buku SBY adalah bentuk lain dari arogansi dan pencitraan presiden RI.
Menurut Jemmy saran yang ditulis SBY di buku tersebut ditujukan terutama pada presiden mendatang, demi menata bangsa dan negara ke arah yang lebih baik.
"Kami hormati hak berpendapat namun jangan gunakan media sebagai alat membangun opini negatif, propaganda," ujar Jemmy.
"Saya juga heran di mana ya Boni saat perjuangan reformasi terjadi? Kok sekarang seolah-olah seperti golongan progresif yang punya saham atas perubahan bangsa ini?" katanya.
Jemmy memaparkan, SBY selama hampir sepeluh tahun memimpin telah menuai sejumlah kesuksesan sebagai presiden, yang membawa negeri ini ke tahap yang lebih baik.
Pada Januari 2007 SBY berhasil membubarkan Consultative Group on Indonesia (CGI). Menurut Jemmy CGI berhasil di bubarkan karena bersifat mengintervensi indonesia soal hutang luar negri. Padahal utang Indonesia kepada International Monetary Fund (IMF) telah dilunasi sebessar Rp 69 triliun.
SBY juga menurut Jemmy telah sukses menyelesaikan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di Timor Leste. Selain itu kasus Aceh yang tidak kunjung diselesaikan oleh presiden sebelum SBY juga sukses diselesaikan pada periode pertama kepemimpinan SBY.
"Belum lagi prestasi-prestasi pemerintahan berbasis kebijakan yang mengedepankan program prorakyat. Mulai dari pembangunan infrastruktur sampai program berbasis prokerakyatan," jelasnya.