Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ruhut: Mati Suri, Pasek Urus PPI Saja

Pernyataan pedas kembali terucap dari juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul terhadap mantan anggota Partai Demokrat

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ruhut: Mati Suri, Pasek Urus PPI Saja
TRIBUN/DANY PERMANA
Kader Partai Demokrat Gede Pasek Suardika berbincang dengan awak Tribunnews.com, di Kantor Tribun, Jakarta, Kamis (9/1/2014). Pria yang juga menjabat sebagai Sekjen Perhimpunan Pergerakan Indonesia tersebut berkunjung sambil bertukar pikiran dengan awak Tribun terkait situasi terkini. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG -- Pernyataan pedas kembali terucap dari juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul terhadap mantan anggota Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika.

Ruhut membela Pramono Edhie Wibowo di mana Pasek sempat menyarankan kepada Pramono Edhie mengenai pemecatan dirinya.

Ruhut pun balik memberikan saran kepada Gede Pasek Suardika. "Saya boleh juga kasih saran ke dia," kata Ruhut di Palembang, Kamis (24/1/2014).

Ruhut meminta Pasek untuk fokus mengurus organisasi Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). PPI merupakan organisasi bentukan Anas Urbaningrum di mana Pasek menjabat sebagai sekretaris jenderal.

"Dia mengurus PPI saya, kan sekarang Anas tak bisa mengurus karena di dalam KPK. PPI akan mati suri," ujar Ruhut.

Sebelumnya, mantan politisi Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika, menyarankan Pramono Edhie Wibowo membina para kadernya di Partai Demokrat. Mengingat jabatan Pramono di partai itu, sebagai Anggota Dewan Pembina. “Kan Bapak sebagai Dewan Pembina. Membina kader dengan aturan jauh lebih baik daripada asal menuduh,” tulis Gede Pasek melalui akun twitternya, Kamis (23/1/2014).

Berita Rekomendasi

Menurut sahabat dekat Anas Urbaningrum itu, apa yang dilakukannya hanya meluruskan.

“Kalau semua petinggi sekarang mengaku sudah sesuai prosedur, itu saya hormati. Mari kita uji di pengadilan secara terbuka. Kita boleh gunakan kewenangan yang ada, tapi janganlag sewenang-wenang. Kesewenangan hanya merangsang alam bawah sadar untuk melawan. Tidak mungkin kebiasaan sewenang-wenang harus dibiarkan. Sebab ini lebih parah dari zaman Orde Baru untuk urusan Pergantian Antarwaktu,” imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas