Anas Mengaku Dicecar KPK Soal Kongres Demokrat
Anas menyebut, lama-lama arah pertanyaan akan mengarah ke soal apakah Kongres Demokrat itu terlaksana memakai uang korupsi
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka kasus dugaan korupsi berupa gratifikasi terkait proyek Hambalang dan proyek lainnya, Anas Urbaningrum mengaku ditelisik penyidik KPK mengenai kongres Partai Demokrat (PD) tahun 2010 lalu. Hal itu diungkapkan Anas usai menjalani pemeriksaan KPK sekitar tujuh jam, Rabu (29/1/2014).
"Intinya adalah pendalaman lebih jauh apa yang minggu kemarin saya sebut sebagai pendahuluan. Pendalaman itu misalnya bagaimana soal kongres, penanggungjawab kongres, Steeling Committe (SC), Organization Committe (OC)," kata Anas di halaman kantor KPK.
Sebagaimana diketahui, dalam kongres Partai Demokrat tahun 2010, Anas berhasil keluar sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dengan mengalahkan dua calon lainnya. Namun KPK mengendus dugaan adanya money politic atau politik uang yang dilakukan kubu Anas Urbaningrum. Di mana uang itu diduga berasal dari proyek Hambalang.
Karena itu dalam penjelasannya usai diperiksa, Anas tak memungkiri penyidik KPK juga menanyainya soal upayanya dalam berkompetisi meraih kursi Ketua Umum Partai Demokrat. Pertanyaan lainnya lanjut suami Athiyyah Laila itu menyoal tugasnya saat menjabat Ketua Fraksi Partai Demokrat.
"Kompetisi dan posisi saya sebagai ketua fraksi waktu itu tugasnya apa. Tanggung jawabnya apa. Pola komunikasi dengan pimpinan partai seperti apa. Dengan ketua dewan pembina. Tugas2 pokok, waktu itu misalnya di Pansus Bank Century," kata Anas.
Kendati begitu Anas menyatakan, penyidik KPK belum menanyakan dirinya soal dugaan money politic tersebut. Dia juga menegaskan tidak melakukan politik uang seperti jual beli suara saat berkompetisi memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Demokrat.
"Materinya belum sampai ke sana. Tapi meskipun materi belum sampai, sudah berkali-kali saya tegaskan bahwa tidak ada jual beli suara. Dan saya sudah pesan dari awal, salah satu pesan saya kepada relawan untuk tidak melakukan pembelian suara. Itu posisi etis saya dalam kongres," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Anas sendiri mengaku pemeriksaan dirinya tidak berlangsung lama. Pasalnya ia mengaku tidak dalam kondisi prima.