Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harry A Poeze Minta Makam Tan Malaka Dijadikan Cagar Budaya

Harry A Poeze, mendesak Pemerintah Indonesia untuk memberikan penghargaan kepada Tan Malaka yang bergelar pahlawan nasional.

Penulis: Muhammad Zulfikar
zoom-in Harry A Poeze Minta Makam Tan Malaka Dijadikan Cagar Budaya
TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO/XIS
TAN MALAKA, GERAKAN KIRI DAN REVOLUSI INDONESIA - Sosok pahlawan revolusioner Tan Malaka, rupanya menarik perhatian peneliti asal Belanda, Harry A Poeze. Selama 40 tahun pria Belanda kelahiran 20 Oktober 1947 itu meneliti kemisteriusan sosok revolusioner beraliran kiri tersebut dengan bukunya berjudul Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia. Harry A Poeze, Rabu (29/1/2014) mengunjungi Kompas TV dan Tribun. (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti sejarah yang juga seorang Indonesianis asal Belanda, Harry A Poeze, mendesak Pemerintah Indonesia untuk memberikan penghargaan kepada Tan Malaka yang bergelar pahlawan nasional.

Penghargaan tersebut, menurutnya bisa diwujudkan semisal menjadikan makam Tan Malaka sebagai situs cagar budaya.

Poeze, yang menghabiskan puluhan tahun dalam hidupnya untuk meneliti dan menulis buku tentang Tan Malaka, meyakini makam tokoh Serikat Islam tersebut berada di Selopanggung, Kediri, Jawa Timur.

Menurutnya, akurasi keyakinannya tentang makam tersebut, berdasarkan bukti-bukti yang ia temukan selama melakukan penelitian.

"Dari informasi yang saya dapatkan selama penelitian, makam di Selopanggung adalah makam Tan Malaka," kata Poeze di Kantor Kompas TV, Jakarta Selatan, Rabu (29/1/2014).

Poeze menuturkan, pemerintah melalui Kementerian Sosial kurang peduli terhadap makam Malaka yang pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia pada era 1920-an tersebut.

Berita Rekomendasi

Ia mengaku, pernah bertemu Menteri Sosial era Presiden Megawati Soekarnoputri, Bachtiar Hamzah, yang terbilang peduli terhadap pelestarian makam Tan Malaka tersebut.

"Namun, setelah Bahtiar Hamzah tidak menjabat, menteri penggantinya hingga saat ini kurang peduli," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas