Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gita Wirjawan: Singapura tak Boleh Ikut Campur Soal Nama KRI Usman Harun

Keputusan TNI Angkatan Laut untuk menamakan satu kapal perangnya menjadi KRI Usman Hasan, terus menuai polemik.

zoom-in Gita Wirjawan: Singapura tak Boleh Ikut Campur Soal Nama KRI Usman Harun
DOK
Sersan Usman (kiri) dan Kopral Harun (kanan) Dua prajurit KKO ini digantung pemerintah Singapura saat konfrontasi Dwikora tahun 1965 yang namanya bakal diabadikan di Kapal Perang Republik Indonesia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan TNI Angkatan Laut untuk menamakan satu kapal perangnya menjadi KRI Usman Harun, terus menuai polemik.

Itu setelah pemerintah Singapura menyatakan protes, lantaran kapal perang tersebut diberi nama dua anggota Korps Komando Operasi (KKO; cikal bakal Marinir) yang diseksekusi mati oleh mereka pada medio 1960-an.

Termutakhir, Peserta kovensi Partai Demokrat Gita Wirjawan menegaskan, Singapura tidak memiliki hak untuk mencapuri urusan angkatan perang Indonesia.

"Keberatan Singapura memang harus dihargai. Tapi Republik Indonesia, memiliki hak penuh untuk memakai nama KRI Usman Harun," kata Gita, Jumat (7/2/2014).

Bagi rakyat Indonesia, kata dia, Usman dan Hasan merupakan pahlawan. Apalagi, pemakaian nama kedua tokoh tersebut untuk kapal perang TNI AL sudah melalui seleksi dan tahapan baku.

"Protes Singapura, sangat wajar karena mereka berusaha menjaga perasaan keluarga korban peristiwa pemboman Macdonald House di Orchad Road tahun 1965. Tapi Indonesia, juga wajar menggunakan nama KRI Usman Harun untuk menghormati pahlawannya," tuturnya.

BERITA TERKAIT

TNI AL, sambung Gita, juga sudah memenuhi dasar etika untuk menamakan kapal perangnya menjadi KRI Usman Harun.

"Sudah memenuhi prasyarat etika, karena mantan PM Singapura, Lee Kuan Yew, juga telah menunjukkan rasa hormat kepada kedua pahlawan RI ini, ketika tabur bunga di Taman Makam Pahlawan pada 1975," tandasnya.

Seperti diberitakan, TNI AL akan menerima tiga kapal kelas fregat ringan jenis Nakhoda Ragam pada tahun 2014. Kapal yang sudah dilengkapi dengan persenjataan terbaru buatan Inggris ini awalnya dipesan Brunei, tetapi dibatalkan.

Kapal pertama yang datang pada Juni mendatang akan diberi nama KRI Bung Tomo. Kapal kedua dan ketiga yang datang berikutnya akan diberi nama KRI John Lie dan KRI Usman Harun. Penamaan ketiga kapal itu untuk mengenang jasa Bung Tomo, John Lie, dan Usman Harun bagi bangsa Indonesia.

Usman Harun adalah dua anggota Komando Korps Operasi (KKO) yang sekarang dikenal sebagai Korps Marinir TNI AL.

Usman dan Harun merupakan anggota pasukan khusus yang menyusup ke Singapura semasa Konfrontasi Ganyang Malaysia (1963-1966).

Usman dan Harun digantung Pemerintah Singapura setelah berhasil meledakkan MacDonald House di Singapura.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas