Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Condotel Pejabat Bea Cukai Heru Sulastyono di Bali Belum Lunas

Kepolisian menyita uang Rp 750 juta untuk kasus Suap Pejabat Bea dan Cukai Heru Sulastyono

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Sanusi
zoom-in Condotel Pejabat Bea Cukai Heru Sulastyono di Bali Belum Lunas
Adi Suhendi/Tribunnews.com
Heru Sulastyono (HS) seorang pejabat bea dan cukai 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian menyita uang Rp 750 juta untuk kasus Suap Pejabat Bea dan Cukai Heru Sulastyono. Uang tersebut merupakan pembayaran untuk Condominium Hotel (Condotel) di Seminyak, Bali.

"Pernah saya sampaikan condotel di Seminyak, Bali. Waktu itu belum lunas, makanya kami sita uang yang sudah dibayarkan saja Rp 750 juta. harga condotel Rp 1,1 miliar atau Rp 1,4 miliar," ungkap Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Arief Sulistyanto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2014).

Sementara Kepala Sub Direktorat IV Pencucian Uang Direktorat Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri, Kombes Pol Agung Setia, mengatakan berkas penyidikan Heru Sulastyono dikembalikan pihak kejaksaan untuk dilengkapi atau P19.

"Belum (selesai berkasnya), katanya ada tambahan-tambahan saja, saksi kurang sedikit. Tambahannya ahli ditanyakan," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri menetapkan seorang pejabat Bea Cukai bernama Heru Sulastyono (HS) sebagai tersangka kasus suap dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Pejabat bea cukai tersebut diduga menerima suap dari seorang komisaris perusahaan PT Tanjung Jati Utama bernama Yusran Arif alias Yusron (YA) dalam bentuk polis asuransi senilai Rp 11,4 miliar dan kendaraan.

Istri muda Heru Sulastyono alias Heru (HS) diduga menjadi penampung uang suap. Proses suap dibungkus secara rapih untuk mengelabui para penegak hukum dalam menyamarkan uang hasil kejahatan.

Berita Rekomendasi

Penyuap Yusran Arif alias Yusron (YA) selaku  Komisaris PT Tanjung Jati Utama melalui Siti Rosida selaku bagian keuangan perusahaannya memberikan uang kepada Heru dalam bentuk polis asuransi kemudian setelah dicairkan asuransinya, uang ditransfer ke rekening orang lain. Hal tersebut dilakukan agar seolah-olah uang itu bukan dari Yusron.

Yusron memerintahkan Siti Rosida selaku bagian keuangan perusahaan mengirimkan uang ke Heru melalui rekening atas nama Siti Rosida, kemudian ditransfer kepada Anta Widjaya (AW) yang merupakan seorang office boy yang bekerja di perusahaan Yusron.
Setelah masuk ke rekening Anta Wijaya, kemudian uang ditransaksikan dalam bentuk polis asuransi dalam atas nama Heru. Dari transaksi itu ada dua polis asuransi yang masing-masing isinya Rp 200 juta.

Kemudian dari rekening BCA lainnya atas nama Siti Rosida mentransfer uang ke rekening istri muda Heru. Uang tersebut kemudian ditransaksikan membeli polis asuransi sebanyak sembilan polis asuransi.

Empat polis asuransi ditransaksikan atas nama Heru Sulastyono dan lima polis asuransi ditransaksikan atas nama Widyawati. Sebelum polis asuransi itu jatuh tempo dicairkan dalam bentuk uang tunai kemudian ditransfer ke rekening Widyawati di rekening Mandiri.

Dari empat polis asuransi atas nama Heru Sulastyono berisi masing-masing Rp 249 juta, Rp 1,79 miliar, Rp 500 juta, dan Rp 1,98 miliar. Sementara lima polis asuransi atas nama Widyawati masing-masing berisi Rp 290 juta, Rp 600 juta, Rp 2,4 miliar, Rp 1,6 miliar, dan Rp 1,6 miliar. Totalnya Rp 11,4 miliar total dari 11 transaksi.

Heru Sulastyono ditangkap di rumah mantan istrinya yang terletak di Perumahan Sutera Renata Alba Utama Nomor 3 Alam Sutera, Serpong, Tangerang Banten, Selasa (29/10/2013) malam sekitar pukul 01.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan penangkapan Yusran di Jalan Aslih RT 11 RW 01 Nomor 49, Ciganjur, Kelurahan Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada pukul 08.00 WIB.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas