Letusan Gunung Kelud Ingatkan Kelahiran Soekarno
Letusan Gunung Kelud selama 100 tahun terakhir cenderung berupa letusan besar dan berlangsung sebentar, kecuali letusan pada 2007.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Erupsi Gunung Kelud mengagetkan warga dunia. Letusan Gunung Kelud selama 100 tahun terakhir cenderung berupa letusan besar dan berlangsung sebentar, kecuali letusan pada 2007.
"Biasanya letusan Kelud paling lama dua hari, tetapi material yang dilontarkan lebih dari 100 juta meter kubik," kata Surono, ahli gunung berapi, Jumat (14/02) siang kemarin seperti dikutip dari kantor berita BBC Indonesia.
Bahkan, Proklamator RI, Soekarno, sempat mengisahkan sepenggal cerita tentang gunung yang terbilang cukup aktif di pulau Jawa Ini.
Dalam buku Sukarno Penjambung Lidah Rakjat, ia bercerita kepada Cindy Adams.
Banyak pula diulas beberapa pihak, mengaitkan kelahiran Bung Karno dengan peristiwa meletusanya Gunung Kelud pada saat itu.
Sang ibunda, Ida Ayu Nyoman Rai meyakini, kelahiran putranya, Soekarno yang kemudian ia juluki putra Sang Fajar.
Diceritakan, Soekarno dilahirkan bukan oleh dukun beranak, melainkan oleh seorang kakek yang masih kerabat ayahnya saat itu.
"Kelak engkau menjadi orang yang mulia, engkau akan menjadi pemimpin dari rakyat kita. Karena ibu melahirkanmu jam setengah enam pagi. Saat fajar menyingsing. Engkau ini putra sang fajar," pernyataan ibunda Soekarno yang diungkap dalam buku The X Files of Bung Karno, Membongkar Fakta yang Belum Terungkap, ditulis oleh Nor Islafatun
.
Pada tahun 1901, Gunung Kelud tercatat dalam sejarah, meletus pada tengah malam, selama dua hari 22 dan 23 Mei.
Bangsa ini yang kemudian diingatkan oleh kelahiran Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia, yang lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 6 Juni, di tahun yang sama .
(Catatan redaksi, artikel ini telah direvisi. Sebelumnya tertulis, Soekarno lahir di Blitar. Baca juga : Guntur Soekarnoputra: Bapak Lahir di Surabaya)
Ketika itu, letusan Gunung Kelud terdengar hingga wilayah Pekalongan, Jawa Tengah. Abu-nya sampai ke wilayah Sukabumi dan Bogor, Jawa Tengah. Tidak dapat dipastikan berapa korban yang meninggal ketika itu, namun dipastikan cukup banyak.
Dikutip dari BBC Indonesia, Gunung Kelud juga pernah meletus beberapa kali;
Letusan 1919
Sedikitnya 5160 orang menjadi korban jiwa akibat letusan gunung Kelud pada tengah malam, 20 Mei 1919 yang disebut terbesar dalam abad 20. Letusan ini sangat keras sehingga dentumannya terdengar sampai Kalimantan.
Hujan batu cukup lebat dan sebgaian atap rumah hancur, dan hujan abu mencapai Bali. Kota Blitar dilaporkan mengalami kehancuran akibat letusan ini.
Ledakan 1951
Letusan terjadi pada pukul 06.15 pagi pada 31 Agustus 1951 yang menyebabkan tujuh orang tewas dan meulai 157 orang.
Setidaknya terdengar empat dentuman keras akibat letusan ini. Hujan batu yang sebagian sebesar buah mangga menerpa sebagian wilayah Margomulyo. Hujan abu terjadi selama sekitar satu jam dan mencapai kota Bandung, Jabar.
Ledakan 1966
Terjadi pada 26 April 1966 pukul 20.15 WIB, letusan ini diwarnai luapan lahar di sejumlah sungai di sekitarnya. Sedikitnya 210 orang tewas akibat letusan ini.
Ledakan 1990
Letusan terjadi secara beruntun pada 10 Februari 1990. Letusan yang terjadi belakangan lebih besar. Letusan utama disertai awan panas sejauh 5km dari kawah. Daerah yang rusak tidak terlalu luas, namun sebaran abu jauh lebih luas dan diperkirakan mencapai luasan 1700km persegi. Sekitar 500 rumah rusak akibat tertimpa hujan abu. Korban jiwa sekitar 32 orang.
Ledakan 2007
Kali ini letusan gunung Kelud tidak eksplosif seperti sebelumnya, melainkan kemunculan kubah lava yang besar di kawah Kelud. Kubah itu terus tumbuh sejak 5 November 2007 hingga berukuran selebar 100meter.
Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" hingga berukuran selebar 100 m.
Berita terkait Polemik Kelahiran Soekarno :
Politikus PDIP: Kesalahan Fatal Jokowi Sebut Soekarno Lahir di Blitar,
Sejarawan: Bung Karno Lahir di Surabaya,
Politikus PDIP: Kesalahan Sukardi Rinakit Manusiawi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.