TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 16 pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah milik Brigjen (Purn) Polisi MS tidak mau kembali ke rumah majikannya. Mereka memilih tetap berada di Mapolres Bogor Kota.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto mengungkapkan 17 PRT tersebut terdiri dari 5 orang pria dan 12 orang wanita, satu dari 17 PRT tersebut diantaranya YL (19).

"Sampai hari ini belum ada yang kembali ke rumah majikannya di kediaman Bapak MS. 16 diantaranya masih meminta bantuan Polri, sambil menunggu penjemputan keluarganya, untuk bisa menumpang di Polres," kata Agus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2014).

Para PRT tersebut memilih tetap berada di Polres sambil menunggu keluarga yang akan menjemput mereka. Kepolisian pun membantu menghubungi keluarga para PRT supaya bisa cepat dijemput.

"Mereka meminta untuk bisa diberikan tempat di Mapolres sambil menunggu keluarga. Sementara yang satu orang pelapor sudah bersama keluarganya. Sehingga samapi saat ini kita masih lakukan komunikasi dengan keluarga termasuk pengacaranya," ujarnya.

Dugaan adanya tindak pidana penganiayaan dan penyekapan terhadap sejumlah PRT di kediaman Brigjen (Purn) polisi MS diawali dengan adanya laporan dari korban berinisial YL (19).
Didamping keluargannya YL melapor ke Polres Bogor Kota, Jumat (14/2/2014). Kepada polisi ia mengaku disekap dan dianiaya majikannya yang tiada lain isteri dari Brigjen (Purn) polisi MS berinisial M.

Kemudian, YL pun mengaku bahwa masih ada sejumlah PRT lain dikediaman purnawirawan polisi tersebut. Kemudian polisi pun mendatanginya dan ternyata benar.

Kemudian 15 PRT lainnya pun dimintai keterangan oleh polisi di Polres Bogor Kota, tetapi mereka enggan kembali ke kediaman MS yang terletak di Bogor, Jawa Barat.