SBY dan Jokowi Dukung Wali Kota Surabaya
Sosok perempuan yang menjabat Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini kini menjadi perhatian banyak orang.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok perempuan yang menjabat Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini kini menjadi perhatian banyak orang. Dari rakyat biasa, anggota DPR, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Semua berusaha menenangkan dan menyemangati Risma agar mengurungkan niat mundur dari kursi jabatannya.
Menurut Risma, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meneleponnya untuk mengetahui seluk-beluk permasalahan yang dihadapinya sehingga mengancam mundur dari jabatan yang diembannya sejak 28 September 2010. "Kok tahu ya (saya ditelepon SBY)?" kata Rismaharini di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/2).
Risma mengungkap isi percakapan dengan Persiden SBY yang menjabat juga sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Menurut Risma, SBY tidak menawarkan jabatan presiden atau wakil presiden kepadanya. Namun, SBY meminta agar Risma tidak mundur dari jabatannya.
"Saya disarankan tidak boleh mundur, karena dia (SBY) ingin ada daerah yang kelihatan bagus," tutur Risma.
Terpisah, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, kepada daerah yang sama-sama dengan Rimsa yang diusung PDI Perjuangan, Jokowi meminta Risma untuk tetap sabar dalam menghadapi segala tekanan. "Yang sabar, ya, Bu. Santai saja, Bu. Semua masalah pasti ada solusinya," kata Jokowi di Balaikota Jakarta.
Meski demikian, Jokowi menolak berkomentar lebih lanjut mengenai permasalahan yang dialami oleh Risma. Ia mengaku tidak mengetahui secara jelas tentang permasalahan yang membelit Risma, termasuk konflik internal PDI Perjuangan.
"Saya enggak ngerti masalahnya, ditanyakan saja ke partai, kok ke saya," ujarnya sambil berlalu meninggalkan kantor.
Selain dari presiden dan gubernur Jakarta, dukungan pun mengalir kepada Risma agar tetap memimpin Surabaya. Warga berharap Risma tidak jadi mundur.
Menanggapi hal itu, Risma mengaku masih akan mencari petunjuk dengan shalat Istikharah sebelum menentukan pilihan.
Istikharah itu dilakukan untuk meminta pada Tuhan jalan yang terbaik bagi dia. "Saya istikharah dulu, sambil menunggu tanda-tanda dari Tuhan," katanya.
Sama seperti sebelumnya, Risma juga masih belum terbuka soal penyebab dia berniat mundur dari jabatan wali kota yang diembannya sejak 2010 itu. "Ini masih rahasia saya, nanti pada waktunya akan saya buka," katanya.
Dukungan juga datang dari tokoh Nahdatul Ulama (NU), Effendy Choirie atau dikenal Gus Choi. Menurutnya rakyat tidak bodoh untuk tahu mana pemimpin yang pro-rakyat atau hanya mementingkan sisi individualismenya saja.
"Bu Risma adalah Walikota yang bagus, tegas. Rakyat butuh pemimpin seperti Risma. Dia memerintah memakai hati, berpihak kepada rakyat yang selama ini tidak tersentuh oleh negara. Biarkan Bu Risma bekerja dengan baik," kata Gus Choi, mantan Anggota DPR RI.
Karena alasan itulah, kata Gus Choi, dirinya tidak heran banyak dukungan yang datang kepada Risma agar tetap bertahan sebagai Walikota Surabaya.
Isu seputar rencana pengunduran diri Risma, kembali mencuat saat ia tampil dalam acara bincang-bincang di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Kala tampil di televisi, Risma mengaku sudah tidak kuat menahan tekanan berbagai pihak sebagai orang nomor satu di Kota Pahlawan tersebut.
Sejumlah spekulasi bermunculan. Salah satunya menyebutkan, Risma mendapat tekanan dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo untuk segera menyetujui proyek pembangunan jalan tol dalam Kota Surabaya.
Risma menolak menyetujui proyek tersebut, karena lebih menginginkan kebijakan sektor transportasi diarahkan ke pembangunan transportasi massal. Namun Soekarwo menyatakan tidak pernah mengintervensi kebijakan bupati atau wali kota di Jawa Timur. Risma dan Soekarwo berbeda partai politik. Risma diusung PDIP saat pemilihan, adapun Karwo Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.
Selain itu, Risma disebutkan berselisih paham dengan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana. Risma sempat mempertanyakan keabsahan pelantikan Wisnu menjadi wakilnya, yang menggantikan Wakil Wali Kota Bambang DH (kader PDIP) yang mundur karena maju sebagai calon gubernur Jatim, tahun lalu.
Wisnu dipilih dalam forum paripurna anggota DPRD Surabaya, November 2013. Wisnu merupakan Ketua DPC PDI P Surabaya.
Setelah pelantikan Wisnu, Risma sempat tidak menunjukkan diri di kantor Pemkot Surabaya. Kabar perseteruan antara Risma dan Wisnu semakin kuat. Bahkan, ada yang menyebutkan Wisnu dipersiapkan untuk menggeser posisi Risma. (tribunnews/fer/eri/rek)