TRIBUN, JAKARTA - MataMassa, program pemantauan pemilu hasil kerja bersama AJI Jakarta, iLab dan SEATTI membuka kanal pengaduan untuk memfasilitasi masyarakat pemilih yang belum terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu 2014.

Ketua AJI Jakarta, Umar Idris, Muhammad Irham, menjelaskan, setelah sebelumnya MataMassa membuka kanal pelaporan dugaan pelanggaran pemilu, kini membuka item pelaporan bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pemilih.

Masyarakat bisa memasukkan NIK, nama, jenis kelamin, alamat dan status. Laporan masyarakat yang masuk ke MataMassa ini akan diteruskan ke Komisi Pemilihan Umum dan akan dilakukan advokasi agar tercatat sebagai pemilih.

"Kami ingin memfasilitasi hak masyarakat yang ingin memilih. KPU Harus dapat memenuhi keinginan masyarakat yang ingin terdaftar sebagai pemilih," ujar Umar dalam diskusi di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2014).

Menurut Umar, sampai saat ini masih banyak warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Namun, KPU tetap akomodir pemilih belum tercantum di DPT, bisa mendaftar untuk Daftar Pemilih Khusus.

Berdasar data terbaru 15 Februari 2014 yang dirilis KPU, jumlah pemilih mencapai 185.822.507 dengan rincian pemilih Laki-Laki 93.056.196, dan pemilih perempuan 92.766.299. Terjadi penambahan 8.967 pemilih.

Komisioner KPU, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, sebelumnya menerangkan bahwa pemilih belum tercantum di DPT silakan mendapat di KPU Kabupaten atau Kota untuk didata dalam DPK. Per-15 Maret, pemilih yang masuk DPK mencapai 380.367 orang.