Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Ngantang Kebut Pipanisasi

warga di Kecamatan Ngantang Malang juga masih menggantungkan pasokan air bersih dari PMI dan PDAM.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Warga Ngantang Kebut Pipanisasi
Istimewa
Akibat terjangan lahar dingin, akses menuju Dusun Kutut, Bales, Pahit, Munjung, Sedawun, Klangor yang berada di Desa Selorojo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang rusak berat. 

TRIBUNNEWS.COM - Tak jauh berbeda dengan di Kediri, warga di Kecamatan Ngantang Malang juga masih menggantungkan pasokan air bersih dari PMI dan PDAM.

Di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, misalnya, delapan armada PMI rutin mengirim air bersih ke rumah-rumah warga.

Kasubsi Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Malang, Muji Utomo menyebutkan, sejak Kelud meletus, PMI telah mendistribusikan tak kurang dari 4.460.000 liter air bersih.

Air itu disuplai dari hidran PDAM Kabupaten Malang di Dusun Keden, Desa Purworejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.

Distribusinya dipusatkan ke tiga dusun yang sumber airnya mengalami kerusakan, yakni Dusun Mbales, Pait, dan Kutut.

Namun, berbeda dengan di Kediri, warga di Kecamatan Ngantang, Malang, ini sudah bisa tersenyum lebar. Tidak lama lagi mereka bakal bisa menikmati air bersih yang berlimpah.

Mata air baru sudah berhasil ditemukan di sini. Bahkan, proses pipanisasi telah hampir tuntas. Lettu (Letnan Satu) CZI Agus Munarwanto dari Batalyon Zeni Tempur 10 Kostrad mengatakan, pihaknya telah membuat pipa air yang nantinya akan tersambung ke rumah-rumah warga.

Berita Rekomendasi

“Kami menemukan sumber mata air baru yang letaknya 7 kilometer dari pemukiman warga. Dari sana, airnya kami alirkan melalui pipa ke rumah-rumah warga,” kata Agus saat memimpin proses pipanisasi di desa Pandansari.

Sambil menunggu pipanisasi rampung, warga di beberapa dusun di Desa Pandansari, terus berhemat. Pasokan air dari PMI dan PDAM tidak memungkinkan mereka seenaknya menikmati air. Sejak pulang dari pengungsian sebulan lalu, warga menyiasati kebutuhan air dengan mengusahakan tandon dari terpal untuk tadah hujan.

Air hujan dibiarkan satu hari agar kotoran yang terbawa bisa mengendap di dasar terpal. “Kalau tidak disiasati seperti ini, kita tentu kesulitan air,”

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas