Ikatan Guru Indoensia: Pemerintah Baru harus Lakukan Reorientasi Pendidikan Nasional
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma sangat mengharapkan pemerintah baruharus melakukan reorientasi pendidikan nasional
Editor: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Satria Dharma sangat mengharapkan pemerintah baru hasil pemilu presiden (pilpres) 2014, harus melakukan reorientasi pendidikan nasional (Diknas). Pasalnya, sistem diknas saat ini, telah menyimpang jauh dari visi besar bangsa.
"Presiden terpilih harus mengevaluasi ulang seluruh bangunan diknas dan menancapkan orientasi baru, sesuai cita-cita Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara yang lebih visibel, beradab, berbudi pekerti yang luhur dan bernalar," kata Satria Dharma dalam renungan Hari Pendidikan Nasional di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/5/2014).
Menurut dia, sistem pendidikan nasional yang diterapkan pemerintahan saat ini telah menyimpang dari visi besar bangsa, seperti yang digariskan para pendiri bangsa yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal itu pun menyebabkan terjadinya animisme baru dalam pendidikan.
“Air bekas cucian kaki orang tua itu, dianggap lebih ampuh dalam meningkatkan mutu siswa daripada menciptakan siswa senang belajar dan budaya membaca. Hal itulah yang menyebabkan penyimpangan besar dalam dunia pendidikan di Indonesia," jelasnya mengumpamakan persepsi pendidikan yang berlangsung sekarang ini.
Satria Dharma pun meminta presiden terpilih nanti, selayaknya segera menciptakan cetak biru pendidikan nasional. "Penyimpangan orientasi pendidikan saat ini, harus diubah. Cetak biru pendidikan nasional harus menjadi panduan bagi bangsa ini agar bisa lebih beradab dan bermartabat," tandasnya dalam siara pers tertulisnya itu.
Satria Dharma juga menekankan pentingnya budaya membaca sebagai pusat dari perubahan orientasi pendidikan nasional. "Cetak biru itu harus berpusat pada budaya literasi, memperkuat budaya membaca dan menulis. Jangan lagi ada tragedi nol buku pada anak didik kita," jelasnya.
Menurutnya, IGI mendukung upaya Koalisi Reformasi Pendidikan yang sedang merumuskan pokok-pokok cetak biru pendidikan nasional. Ia sangat berharap setiap calon presiden dapat mendengar, melihat dan membacanya dengan baik.
"Kita berharap mereka mau mendengar dan menandatangani kontrak politik untuk mengembalikan arah diknas sesuai cita-cita Ki Hajar Dewantara bahwa setiap anak itu istimewa, bagaikan bunga di taman. Tugas kita menumbuhkan setiap keistimewaan itu, bukan menjejalkan materi pelajaran untuk dihafal dan diuji dengan Ujian Nasional yang sama dari Sabang sampai Merauke," tandasnya.
Sementara itu, Sekjen IGI, Mohammad Ihsan mengatakan, pihaknya berharap rezim nanti memperhatikan peningkatan mutu guru sebagai prioritas pertama. Dengan meningkatnya mutu guru, pastinya akan meningkatkan kualitas anak didik. "Terus jadikan peningkatan mutu guru sebagai prioritas pendidikan ke depan," katanya.
Menurutnya, organisasi profesi guru harus menjadi tulang punggung baru bagi penguatan mutu guru di seluruh Indonesia dan bukan lembaga-lembaga pelatihan yang tak jelas juntrungannya. "Tugas presiden ke depan menjadikan organisasi guru lebih kuat dan strategis dalam meningkatkan mutu dan profesionalisme guru," tegasnya.