Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dituding PKI, Jokowi: Ini Penghinaan Besar

Menurut Jokowi, keadaan ini bisa dicegah jika aparat penegak hukum tegas. Pelaku pelanggaran hukum harus diambil tanpa takut terhadap tekanan.

zoom-in Dituding PKI, Jokowi: Ini Penghinaan Besar
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) tiba di lokasi kampanye di tengah massa Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Tegallega, Kota Bandung, Kamis (3/7/2014). Acara kampanye tersebut dihadiri ribuan petani dari berbagai daerah di Jawa Barat yang datang menggunakan bus dan truk untuk mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menjadi presiden pada Pilpres 2014 yang akan diselenggarakan pada 9 Juli 2014. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

"Sejak awal, kami mendiamkan, malah lama-lama mereka menuduh PKI. Ini penghinaan besar bagi saya pribadi."

Jakarta  - Joko Widodo marah besar karena dituding sebagai kader Partai Komunis Indonesia yang belakangan ini dijadikan senjata lawan politik untuk menyerangnya. Jokowi menyebut hal itu sebagai penghinaan besar. 

“Ini penghinaan besar,” kata Jokowi dalam jumpa pers di Hotel Holiday Inn, Bandung, Kamis kemarin. “Benar-benar menghina,” katanya seperti dikutip tempo.co, Jumat 4 Juli 2014.

Calon presiden dari poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu merasa selama ini sudah terlalu sabar dan menahan diri agar tak membalas fitnah yang selalu menyerangnya. “Sebenarnya saya kurang sabar apa, sih? Kurang sabar apa? Sejak awal, kami mendiamkan, malah lama-lama mereka menuduh PKI. Ini penghinaan besar bagi saya pribadi, orang tua, dan keluarga saya."

Menurut Jokowi, seluruh isu dan fitnah yang menyerang keluarganya sudah dihadapi dengan sabar. Ia dan keluarganya juga mengaku menahan diri untuk tidak membalas fitnah yang selalu menyerangnya.

Jokowi mengaku telah meminta simpatisan dan pendukungan tak membalas fitnah dan tudingan kejam itu. Ia meminta mereka untuk menjawab seluruh fitnah itu dengan kebaikan. “Saya selalu menyampaikan, fitnah balas dengan kebaikan, apa pun,“ ujar Jokowi.

Calon presiden Joko Widodo menilai kampanye hitam sudah di luar batas kewajaran. Ini tejadi karena penegakan hukum tidak berjalan. "Tidak ada penekan hukum yang berani, kelihatannya seperti ada pembiaran, sehingga berbagai pelanggaran kampanye diteruskan, yang lainnya ngikut terus dan didiamkan," katanya di depan awak media di Hotel Holiday Inn Bandung. 

BERITA TERKAIT

Menurut Jokowi, keadaan ini bisa dicegah jika aparat penegak hukum tegas. Pelaku pelanggaran hukum harus diambil tanpa takut terhadap tekanan dari partai politik. "Kalau penegakan hukum tegas dilaksanakan, nggak akan seperti itu," kata Jokowi. 

Jokowi menantang, jika pendukungnya melakukan pelanggaran hukum, kepolisian diminta memprosesnya. "Nggak usah mikir, tegakkan saja. Orangnya Jokowi-JK, ambil saja. Tegakkan hukum. Kalau ndak, yang lain ngikuti," katanya. 

Dia meminta aparat penegak hukum tidak takut. "Kalau berani (tegas), itu saya jamin semua akan mikir seribu kali untuk mencoba melakukan hal-hal yang tidak baik," ucap Jokowi. 

Calon wakil presiden Jusuf Kalla yang hadir di hotel itu turut berkomentar. "Kita ingin suatu hasil yang baik. Hasil yang baik biasanya bisa dihasilkan oleh proses yang baik. Tidak mungkin mendapatkan hasil pemilu yang baik tanpa proses yang baik," kata Kalla. 

Kalla memuji langkah polisi yang mulai menelisik kasus tabloidObor Rakyat. "Kita berterima kasih bahwa ada fitnah dan black campaign yang sudah mulai ditangani polisi, seperti Obor Rakyat. Tanpa itu, prosesnya akan lebih jelek lagi," katanya. 

Menurut dia, akan jauh lebih baik lagi kalau polisi bisa menuntaskan kasus tersebut sebelum 9 Juli. "Toh, ada buktinya, dan dicetak di Bandung," ujar Kalla. 

Kalla mengatakan proses pemilu yang jelek akan berakibat panjang. Dia berharap hasil pemilu ini dapat diterima semua pihak. Pemimpin yang legal adalah pemimpin yang diperoleh dari hasil yang bersih. "Itulah yang kami harapkan," ujarnya seperti dikutip tempo.co. (skj) (Advertorial)

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas