Rumah Polonia Kini Menjadi Sunyi
Rumah yang berada di Jl Cipinang Cempedak I Nomor 29, Otista, Jakarta Timur, menjadi pusat pergerakan Prabowo-Hatta untuk mengalang dukungan
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah Polonia yang selama masa kampanye Pilpres selalu penuh hiruk-pikuk karena kehadiran ratusan relawan untuk memberikan dukungan bagi Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, kini menjadi sunyi sepi lagi.
Rumah yang berada di Jl Cipinang Cempedak I Nomor 29, Otista, Jakarta Timur, menjadi pusat pergerakan Prabowo-Hatta untuk mengalang dukungan. Awal keramaian Rumah Polonia sejak 20 Mei 2014, ketika deklarasi duet Prabowo-Hatta.
Sebelum melakukan pendaftaran ke kantor KPU, pasangan ini melakukan ziarah ke beberapa makam pahlawan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan.
Setelah itu, Prabowo-Hatta berkumpul di Rumah Polonia untuk melakukan penandatangan partai koalisi merah putih pengusung Prabowo-Hatta. Adapun partainya, PAN, Gerindra, Golkar, PKS, PBB, dan PPP.
Dan sejak saat itulah, Rumah Polonia yang berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 5 ribu meter persegi, selalu diramaikan oleh para pendukung dan tim sukses Prabowo-Hatta.
Bahkan, para pendukung datang untuk menyatakan sikapnya dengan mendeklarasikan dukungannya ke Prabowo-Hatta. Diketahui, jumlah deklarasi dukungan yang terjadi di Rumah Polonia sekitar 800 kelompok relawan yang jumlah relawannya mencapai puluhan ribu orang.
Para tim anggota kemenangan Prabowo-Hatta juga selalu mengadakan pertemuan dan rapat menyusun strategi di rumah ini. Keramaian rumah Polonia, semakin meningkat semenjak KPU memberikan waktu kampanye terbuka bagi capres dan cawapres sejak 4 Juli-5 Juli 2014.
Bahkan, setiap acara debat capres dan cawapres yang diselenggarakan KPU sebanyak lima kali. Rumah Polonia, selalu memberikan ruang ke pendukung Prabowo-Hatta untuk melakukan nonton bareng (nobar). Tak jarang juga, para tim sukses ikut bersama menyaksikan jalannya debat lewat layar kaca.
Namun setelah masa tenang dan berbarengan bulan suci Ramadhan, berangsur-angsur kondisi keramaian berkurang dan para pedagang makanan hingga pakaian kampanye mulai meninggalkan lapaknya di depan rumah Polonia.
Pantauan Tribunnews.com, pada Kamis (17/7/2014) rumah Polonia yang memiliki dua pintu gerbang terlihat tertutup rapat. Akan tetapi, satu gerbang bisa dibuka untuk para penjaga dan wartawan yang inggin masuk ke dalam kawasan rumah Polonia.
Belasan karangan bunga yang bertuliskan 'Selamat Atas Kemenangan Prabowo-Hatta' masih terpajang. Karangan bunga tersebut, hadir di rumah ini pada 9 Juli 2014 malam.
Menurut Ketua Rumah Tangga Rumah Polonia, Utun Tarunajaya, rumah ini memiliki tujuh kamar dan dua ruangan untuk rapat. Sebelum ditempati sebagai Sekretariat Prabowo-Hatta, rumah ini sehari-harinya digunakan oleh santri untuk mengaji dan menghapal Al-quran.
Rumah ini, kata Utun, disewa oleh Haji Harris Tahir yang merupakan ketua Majelis Dzikir SBY. Dirinya pun, memastikan walau ada kampanye, aktivitas yang dilakukan para santri tetap berjalan seperti biasanya.
Sementara mengenai keamanan rumah ini, kata Koordinator Lapangan Rumah Polonia Firmansyah, sebelum dijadikan tempat tim pemenangan Prabowo-Hatta personil keamanan hanya empat orang dan kemudian setelah itu menjadi 20 orang.
Dari jumlah itu, dibagi menjadi dua shif yakni pagi dan malam. Namun, kemanan pagi hari hingga sore hari jumlahnya lebih banyak.?
Selain itu, rumah Polonia pun dilengkapi dengan kamera tersembunyi sebanyak delapan buah yang tersebar dibeberapa titik. Bahkan, dalam waktu dekat ini akan ditambah delapan kamera lagi untuk bagian belakang rumah Polonia.