Majelis Mujahidin : ISIS Sesat dan Menyesatkan
Deklarasi Daulah Khilafah Al Baghdadi atau Islamic State Of Iraq and Syiria (ISIS) adalah sesat dan menyesatkan.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Mujahidin dalam jumpa persnya menyatakan, Deklarasi Daulah Khilafah Al Baghdadi atau Islamic State Of Iraq and Syiria (ISIS) adalah sesat dan menyesatkan.
Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin Irfan S Awwas di hadapan sejumlah wartawan di Markas Majelis Mujahidin Jabodetabek Jalan Siliwangi Raya Blok D3 Nomor 7 Pamulang Permai I, Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten menjelaskan dua alasan pihaknya menyatakan ISIS sesat dan menyesatkan.
Alasan pertama, ISIS berdusta atas nama khilafah. ISIS mengangkat dirinya sendiri sebagai khalifah, hanya dibaiat sekelompok orang, sedangkan bagian terbesar kaum muslimin menolak.
"Hal ini berpotensi memicu perang saudara diantara kaum Muslimin yang setuju dan yang menentang. Mengangkat khalifah wajib berdasarkan musyawarah kaum muslimin secara keseluruhan, bila tidak maka yang bersangkutan halal dibunuh," ungkap Irfan Awwas, Sabtu (9/8/2014).
Alasan kedua, ISIS menggunakan doktrin takfir. Doktrin tersebut muncul dari kaum khawarij dan eksistensi kaum khawarij lahir dari sekte syiah. Kaum syiah alawiyyin merupakan cikal bakal kaum khawarij yang semula sebagai pendukunh setia amirul mu'minin Ali bi Abi Thalib.
Ketika terjadi perselisihan antara Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib dengan gubernur syam ketika itu Mu'awiyah berakhir dengan kesepakatan menunjuk dua orang hakim, Abu Musa Al Asy'ari dari pihak Ali dan Amru bin Ash dari pihak Muawiyah dan terkenal lah dengan peristiwa Tahkim.
Saat itu kelompok Syiah Alawiyyin berbalik memusuhi dan mengkafirkan Ali sekaligus mengkafirkan Muawiyah karena dianggap telah berhakim kepada manusia dan meninggalkan hukum Allah.
Kelompok tersebut menggunakan alasan yang benar untuk tujuan kebatilan dengan memanipulasi ayat Alquran Surat Al Anam ayat 57.
Alasa tersebut kini digunakan kelompok ISIS untuk mengkafirkan kaum muslimin yang menolak kekhalifahan yang dideklarasikan sepihak.
Selain itu, mereka pun mengkafirkan kaum muslimin yang berada dalam pemerintahan yang didominasi hukum-hukum selain syariat Islam.
"Sikap ini sesat, karena menolaj berbaiat dan belum tegaknya syariat islam bukan syaray keimanan. Selain itu bertentangan pula dengan fakta sejarah yang syar'iy," ungkapnya.
Irfan pun menjelaskan beberapa fakta sejarah yang bertentangan dengan pemahaman ISIS saat ini. Diantaranya, ketika Abu Bakar dibaiat khalifah pertama oleh kaum muslimin, seorang sahabat dan tokoh anshar bernama Sa'ad bin Ubadah tidak mau membaiat Abu Bakar hingga beliau wafat.
Tapi khalifah Abu Bakar tidak memerangingya dan dia tetap aman serta tidak ada satu pun sahabat yang mengkafirkannya.
"Artinya, orang islam yang tidak mau berbaiat kepada khalifah yang tidak mereka setujui bukan dosa," ucapnya.
Dengan fenomena ISIS saat ini Majelis Mujahidin mempertanyakan dasar apa Al Baghdadi mengkafirkan, memvonis murtad, bahkan membunuh serta memerangi kaum yanh menolak membaiatnya seperti terlihat dalam video yang mereka sebarluaskan?
"Jika kelompok Al Baghdadi mengkafirkan kaum muslimin hanya karena tidak berbaiay kepadanua, lalu pantaskah mereka disebut muslim sementara mereka menyembelih kaum muslim yang dikafirkan secara sepihak?" ungkapnya.