Jokowi-JK Puji Pidato SBY
Pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat apresiasi dari presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat apresiasi dari presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Bahkan, Jusuf Kalla tak sungkan memuji pidato SBY.
"Sangat bagus. Secara umum pidato Pak SBY oke," kata Jusuf Kalla usai mengikuti Pidato Kenegaraan Presiden di gedung parlemen, Jakarta, Jumat (15/8).
Menurutnya, prestasi SBY yang telah ditorehkan selama sepuluh tahun akan ditindaklanjuti. Hal- hal teknis pun perlu dilakukan penerapan khusus. "Teknis tentu banyak yang akan dilaksanakan ke depan," ujarnya.
Hal senada dikatakan Joko Widodo. Ia menjelaskan, SBY bukan hanya menyampaikan capaian kinerja pemerintahan. SBY juga membeberkan persoalan yang akan dihadapi pemerintahan di masa mendatang.
"Poin penting waktu beliau siap membantu presiden terpilih," ucap Jokowi seraya menilai, pidato SBY memberi harapan bagi pemerintahan baru. Sebabnya, pemerintahan SBY-Boediono terus berupaya menuntaskan persoalan yang ada.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan juga salut dengan pidato SBY. Bahkan, Dahlan mengaku terharu saat mendengarkan pidato SBY. SBY menguraikan masalah dan prestasi secara luar biasa.
"Saya tadi terus terang lebih banyak terharu pidato Presiden. Pidato yang bagus dengan beberan prestasi yang luar biasa, ditutup dengan rendah hati. Saya tadi berlinang airmata," kata Dahlan.
Indonesia menorehkan pertumbuhan ekonomi mempuni pada periode 2009-2013. Torehan saat itu mengandaskan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, Eropa dan bahkan Jepang.
Hal ini dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memaparkan sejumlah indikasi kemajuan pembangunan ekonomi selama era pemerintahan SBY-Boediono. Paparan SBY itu tertuang dalam Pidato Kenegaraan Presiden di gedung parlemen, Jakarta, Jumat (15/8).
Menurutnya, Indonesia mampu menjaga stabilitas dan kondisi makro ekonomi kendati kerap diterpa berbagai cobaan. "Rata rata 5,9 persen," kata SBY.
Ia menjelaskan, penanda kemajuan pembangunan ekonomi juga terlihat dari posisi utang Indonesia yang kini lebih aman. Rasio utang terhadap PDB menjadi 23 persen.
"Padahal, pada krisis moneter tahun 1998 rasio utang kita terhadap PDB 85 persen. Sehingga sekarang kita telah melunasi hutang kepada IMF empat tahun lebih awal dari jadwal yang ditetapkan," ucapnya.
Prestasi lain, kata SBY adalah anggaran pembangunan yang mencapai Rp 1.842,5 triliun. Angka tersebut tertinggi dalam sejarah Indonesia.
Tidah hanya itu, SBY menyatakan, cadangan devisa mencapai 110,5 miliar dollar AS. Volume pedagangan dalam 10 tahun terakhir pun mencapai 400 miliar dollar AS. "Walau belakangan ini mengalami penurunan nilai ekspor," ungkapnya.