Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

UNS Akan Anugerahi Jakob Oetama Doktor Honoris Causa

"Dia telah memberikan paradigma yang kita sebut sebagai jurnalisme makna. Ini kami anggap sebagai ideologi baru dalam dunia pers."

Editor: Y Gustaman
zoom-in UNS Akan Anugerahi Jakob Oetama Doktor Honoris Causa
ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Presiden Direktur Kompas Gramedia Jakoeb Oetama, didampingi Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, hadir dalam pembukaan Kompas 100 CEO Forum di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2013). Kompas 100 CEO Forum tahun ini mengangkat tema Perhelatan Politik dan Momentum Menjaga Pertumbuhan Ekonomi . WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Priatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Sebelas Maret Surakarta akan menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa kepada seorang pendiri surat kabar Kompas sekaligus Presiden Direktur Kelompok Kompas Gramedia Jakob Oetama, Jumat (5/9/2014).

Rektor UNS Ravik Karsidi mengatakan, gelar Doktor Honoris Causa tersebut diberikan kepada Jakob dalam bidang ilmu jurnalistik. Dedikasi pria yang akrab disapa JO itu telah memberikan paradigma baru dalam dunia jurnalistik.

"Dia telah memberikan paradigma yang kita sebut sebagai jurnalisme makna. Ini kami anggap sebagai ideologi baru dalam dunia pers dan ini kebanyakan yang dipakai atau jadi mercusuar dalam dunia pers saat ini," ujar Ravik kepada Tribun Jateng, Rabu (3/9).

Ravik menambahkan, apa yang digagas Jakob merupakan metamorfosa dan sebuah evolusi dari perkembangan pers di Indonesia. Pers di awal kemerdekaan condong otoritarian. Bergeser ke Orde Baru, pers berpijak pada kepentingan pembangunan.

Orde Baru runtuh menjadi titik balik bagi kebangkitan pers. Pers tak lagi terkungkung. Meski begitu Jakob punya cara sendiri memaknai kebebasan pers yang telah lahir kembali di Indonesia.

Ada bingkai yang digunakannya untuk tetap menjaga kebebasan pers itu sendiri. "Beliau tetap memberi bingkai dalam memaknai kebebasan pers itu dengan nilai-nilai pancasila dan ke-Indonesia-an," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Salah satu poin dasar itu lah yang dijelaskan UNS besok dalam sidang senat terbuka di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. Penyerahan penghargaan tersebut berlangsung di Jakarta mempertimbangkan kesehatan Jakob.

Ketua tim promotor yang melakukan riset terhadap ketokohan Jakob, sekaligus Dekan FISIP UNS Prof Parwito mengungkapkan, pemberian penghargaan ini sudah melalui kajian dan riset bertahun-tahun. Tim sudah dibentuk resmi sejak tahun lalu.

Tim dibantu sejumlah kalangan akademisi serta jurnalis mencermati ketokohan Jakob yang dipandang sebagai pembaharu dalam wajah pers Indonesia. Hal ini berdasarkan kajian karya ilmiah serta artikel buah pikirnya yang diterbitkan dan digunakan dalam perkuliahan.     

Tim promotor diketuai Prof Parwito, Prof Suntoro sekertaris, lalu anggota Prof RB Sumanto, Dr Prahastiwi, Dr Widodo Murdiyo.

"Kita melihat ketokohan dari pak Jakob sebagai pembaharu dalam dunia pers melalui karya ilmiah beliau. Dia merintis gagasan yang disebut jurnalisme makna. Di tengah keterkungkungan pers, ini jadi terobosan paradigma jurnalistik. Intinya wartawan juga intelektual bertindak sebagai peneliti, mencermati peristiwa, menyajikan bukan saja peristiwa tapi juga latar di balik itu. Artinya mereka juga dituntut membuat interpretasi atas peristiwa atau kejadian," jelasnya.

Parwito mengakui, sangat sulit menilai Jakob. Ia tidak bisa dipandang dalam satu kata atau satu sisi saja. Jakob adalah sosok yang lengkap dan punya makna dari segala sisi. Dirinya mengibaratkan Jakob sebagai begawan mintorogo dalam cerita ciptoning.

"Pak Jakob itu berkarya tidak untuk urusan lain kecuali apa yang lazim disebut dalam bahasa Jawa mamayu hayuning bawono. Karakter ketokohannya berkarya tidak untuk hal lain selain mamayu hayuning bawono. Gelar itu diberikan karena karya beliau selama ini," tandasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas