Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Wajar RUU Pilkada Jadi Polemik

Pengamat dari Populi Center, Nico Harjanto menilai wajar saja rancangan undang-undang pemilihan kepala daerah (RUU) menjadi polemik.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pengamat: Wajar RUU Pilkada Jadi Polemik
Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono
Sejumlah kepala daerah sepakat menolak Pilkada lewat DPRD dalam pertemuan di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (11/9/2014). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat dari Populi Center, Nico Harjanto menilai wajar saja rancangan undang-undang pemilihan kepala daerah (RUU) menjadi polemik. Pasalnya, RUU tersebut dibahas jelang akhir masa jabatan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2009-2014.

"Setiap usulan untuk perubahan undang-undang atau mengenai tata kelola pemerintahan ada pertanyaan mendasar yakni motifnya apa? Apakah ada urgensinya? Apakah akan memperbaiki tatanan demokrasi? Kenapa juga pembahasannya di akhir masa jabatan DPR?" kata Nico dalam diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (13/9/2014).

Nico menuturkan, mengembalikan pemilihan kepala daerah melalui DPRD dapat memporak-porandakan kepemimpinan nasional. Menurutnya, mengembalikan pemilihan kepala daerah ke DPRD akan menciderai proses demokrasi.

"(Pilkada melalui DPRD) ini menghantam jantung demokrasi," tuturnya.

Nico pun berharap agar pemilihan kepala daerah tetap dilakukan secara langsung, dimana rakyat ikut terjun ke dalam proses demokrasi tersebut. Dia pun menolak dikatakan bahwa lembaga survei memiliki kepentingan dalam pilkada langsung.

"Kita bersuara untuk menjaga demokrasi. Tidak ada kepentingan lembaga survei," tandasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas