Pohan: Kalah Empat Kali Berturut-turut, PDIP Jangan Salahkan SBY
Partai Demokrat menyinggung PDI Perjuangan yang menyatakan tidak ada keharusan Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
![Pohan: Kalah Empat Kali Berturut-turut, PDIP Jangan Salahkan SBY](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20131025_ramadhan-pohan-saksi-kasus-korupsi-hambalang_7271.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat menyinggung PDI Perjuangan yang menyatakan tidak ada keharusan Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Wasekjen Demokrat Ramadhan Pohan mengutip pernyataan elite PDI Perjuangan di media massa.
"Tjahjo Kumolo di media, 'Tak ada UU atur Mega-SBY harus bertemu, Mega bukan bawahan SBY'. Hasto Kristiyanto menuding Perppu sebagai penutup malu SBY, dan Walk Out juga pintu PD masuk Koalisi Merah-Putih," kata Pohan melalui pesan singkat, Minggu (5/10/2014).
Menurut Pohan, pernyataan tersebut sebagai bentuk kepanikan PDIP. Hal itu terlihat sebagai kompensasi dari kegagalan PDIP menangi pimpinan DPR. "Politik buang badan ini sangat tak produktif bagi pemerintah Jokowi nanti maupun PDIP dalam pertarungan politik parlemen," kata Pohan.
Daripada menyalahkan SBY dan Demokrat, Pohan menyarankan lebih baik PDIP mawasdiri, introspeksi dan perbaiki strategi.
"Betapa pun, kekalahan PDIP di empat sesi Paripurna DPR, pil pahit. Sejatinya, tak boleh kalah politik itu permanen," tuturnya.
Pohan pun mengibaratkan kejadian tersebut seperti yang terjadi di Liga Inggris. "Untuk ilustrasi. Di Liga Inggris, klub yang kalah 4 kali berturut-turut, biasanya ganti strategi dan pelatih. Digantinya David Moyes dulu, ini musti pelajaran PDIP. Kalau engga PDIP kalah permanen terus. Sehingga, jika nanti kalah dan kalah lagi, engga perlu menyalahkan pak SBY dan PD," kata Mantan Wakil Ketua Komisi I DPR itu.