Jay Subiyakto: Jokowi Harus Bisa Bedakan Teman Sejati dan Oportunis
Menurut Jay, selain masuk ke lingkaran kekuasaan Jokowi-JK, ada pula pihak luar yang bertipikal oportunis.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seniman sekaligus salah seorang kreator konser "Salam 2 Jari", Jay Subiyakto kecewa dengan susunan kabinet Jokowi-JK yang didominasi orang-orang tidak layak.
Selaku pendukung dari barisan relawan, Jay kembali mengingatkan Jokowi agar bisa membedakan teman sejati dan orang-orang yang sekadar mencari keuntungan untuk tujuan tertentu atau oportunis.
"Dari dulu kita bilang, bapak (Jokowi) harus tahu mana yang teman sejati tanpa pamrih dan mana yang teman baru," kata Jay saat bincang santai dengan wartawan di Jakarta, Sabtu (1/11/2014).
Jay melihat diakomodirnya beberapa 'orang baru' atau new comer bertipikal oportunis menjadi menteri karena Jokowi tengah lupa. "Biasanya kalau orang yang sudah di kekuasaan suka lupa. Seharusnya bisa membedakan, Oh ini teman gw, oh ini penjilat gw. Dia (Jokowi) nggak bisa bedakan. Karena itu, para relawan harus turun lagi," ujarnya.
Menurut Jay, pendukung sejati adalah orang-orang seperti para relawan yang sejak awal telah berjuang memenangkan Jokowi-JK menjadi presiden dan wakil presiden. Di antaranya melalui konser Salam 2 Jari di SUGBK Jakarta pada 5 Juli 2014.
"Jokowi harus tahu, mana pendukung murni saya, mana pendukung saya yang datang setelah menang. Saya maunya, orang oportunis jangan dapat tempat di Indonesia," tandasnya.
Menurut Jay, selain masuk ke lingkaran kekuasaan Jokowi-JK, ada pula pihak luar yang bertipikal oportunis. Ia mencontohkan politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul.
"Waktu konser Salam 2 Jari di SUGBK ada Ruhut, yang ada buntut rambutnya itu saya usir. Eh itu kan kurang ajar. Saya bilang, lo usir dong orang itu," kenangnya.
Ruhut Sitompul merupakan satu-satunya politisi Partai Demokrat yang memberikan dukungan kepada Jokowi-JK pada Pilpres lalu. Sebelumnya, ia dikenal kerap menyanjung Susilo Bambang Yudhoyono, baik selaku presiden maupun petinggi PD.
"Iya, semua presiden yang jadi dia dukung. Masa' orang seperti itu mau jadi contoh? Itu oportunis dong. Siapa yang kuasa, dia jilat aja. Itu nggak benar dong," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.