Pengamat Ini Sindir Jokowi dengan Istilah "Presiden Boneka"
Presiden Joko Widodo diminta harus mampu menjawab sejumlah tantangan agar mendapat dukungan publik yang lebih besar dari sekarang ini.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo harus mampu menjawab sejumlah tantangan agar mendapat dukungan publik yang lebih besar dari sekarang ini.
Terutama dukungan dari masyarakat yang selama ini ragu dengan kepemimpinannya karena dianggap tidak memiliki ketegasan dan hanya sebagai 'presiden boneka' saja.
Demikian dikemukakan Direktur Polltracking, Hanta Yudha di Kemang, Jakarta, Minggu (2/11/1014).
"Permasalahan tersebut yakni permasalahan ekonomi mengenai pertumbuhan yang dibarengi dengan pemerataan dan juga mengenai hubungan dengan masyarakat internasional," ujar Hanta Yudha.
Bila semua permasalahan tersebut dapat diatasi maka, menurut Hanta, anggapan 'presiden boneka' tersebut dapat terbantahkan.
Dukungan publik menjadi bertambah karena kekuatan publik bagi Jokowi penting mengingat partai pemerintah kalah dominan di parlemen dibandingkan partai yang tegabung dalam Koalisi merah Putih (KMP).
"Itu yang menjadi kekuatan, karena selama ini kehadiran Jokowi merupakan antitesa politik di Indonesia. Jokowi bukan pejabat partai atau memiliki keturunan petinggi partai," ujar Hanta.
Tantangan lain yang berpengaruh terhadap dukungan publik bagi Jokowi adalah merealisasikan Nawacita yang selama ini digembar-gembirkan kepada masyarakat.
"Semua itu (Nawacita) mudah untuk diucapkan tapi sulit direalisasikan karena sulit menghindari kompromi politik. Apabila kesemuanya terjawab dengan baiik, maka Jokowi telah membentuk kabinet yang benar-benar siap bekerja," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.