Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kabinet yang Diragukan

Jokowi sudah masuk Istana Kepresidenan yang dilingkari pagar besi yang tinggi. Selamat bekerja, bekerja, dan blusukan entah ke mana.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kabinet yang Diragukan
Kompas Cetak
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Ketidakpuasan terhadap kabinet baru bukan hanya dialami Kabinet Kerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden M Jusuf Kalla.

Sepuluh tahun lalu, dalam sambutan pelantikan dan pengambilan sumpah anggota Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 21 Oktober 2004, Presiden (waktu itu) Susilo Bambang Yudhoyono terus terang mengungkapkan adanya kesangsian dan keraguan sebagian rakyat terhadap para menterinya.

”Bahkan, ada kesangsian terhadap Saudara (para menteri), termasuk terhadap saya dan Pak Jusuf Kalla, untuk dapat mengemban tugas yang tidak ringan ini,” katanya saat itu.

SBY, panggilan akrab Susilo Bambang Yudhoyono, waktu itu mengatakan, kesangsian dan keraguan itu bisa dijadikan pemicu dan tantangan bagi para menteri untuk bekerja lebih keras.

”Tidak perlu kesangsian dan keraguan rakyat terhadap kita dan saudara-saudara dijawab dengan kata-kata, tetapi jawablah dengan kerja dan karya nyata,” kata SBY.

Dalam putaran II pemilihan presiden yang dilakukan secara langsung untuk pertama kalinya itu (2004), SBY-JK dipilih oleh lebih dari 69 juta rakyat atau sekitar 60 persen. Waktu itu SBY sepenuhnya sadar, dukungan rakyat dalam pemilihan presiden tidak menjadi penopang nyata pemerintahannya.

”Setelah pemilu selesai, mereka (massa pemilihnya) tidak lagi aktif dan punya peran nyata untuk memuluskan langkah saya dalam mengelola segala macam permasalahan dan tantangan yang jelas tidak ringan,” ujar SBY.

Berita Rekomendasi

Unjuk rasa
Pelantikan kabinet Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri juga diiringi kecurigaan sebagian rakyat. Setelah pelantikan, para menteri kabinet baru berfoto bersama di tangga lobi Istana Merdeka. Sementara itu, ratusan pegawai negeri sipil dari dua departemen yang dihapus, yakni Departemen Sosial dan Departemen Penerangan, mengadakan unjuk rasa di depan Istana Merdeka.

Abdurrahman Wahid, yang akrab dipanggil Gus Dur, dan Megawati menghampiri para pengunjuk rasa di pintu pagar halaman Istana Merdeka itu. Waktu itu pagar Istana masih pendek, tidak setinggi sekarang. Gus Dur berbincang-bincang dengan para pengunjuk rasa.

Sebelum foto bersama dengan para menteri, Gus Dur waktu itu juga mengakui keraguan dan kesangsian sebagian rakyat terhadap kabinetnya. ”Kabinet ini sekarang baru disorot oleh MPR dan masyarakat,” kata Gus Dur saat itu. Satu tahun kemudian, Gus Dur meninggalkan kursi kepresidenan di Istana.

Pengumuman dan pelantikan Kabinet Kerja yang dipimpin Jokowi tanggal 26 dan 27 Oktober 2014 juga diiringi aksi unjuk rasa yang memprotes beberapa nama menteri. Berbeda dengan Gus Dur, Jokowi tidak menemui para pengunjuk rasa.

Teriakan para pengunjuk rasa dengan pengeras suara yang bergema di antara beberapa gedung dan pepohonan yang dihuni banyak burung dan kelelawar atau kampret di kompleks Istana Kepresidenan dan lapangan Tugu Monas itu tidak dihiraukan oleh Jokowi dan para menterinya.

Jokowi sudah masuk Istana Kepresidenan yang dilingkari pagar besi yang tinggi. Selamat bekerja, bekerja, dan blusukan entah ke mana. (J Osdar)

Sumber: KOMPAS CETAK

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas