Ibunda Jesse Lorena tak Percaya Anaknya Berprofesi sebagai PSK di Hong Kong
Jumineng (55) masih percaya putrinya, Seneng Mujiasih alisa Jesse Lorena (28) bekerja di Hongkong sebagai pekerja restoran
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Gusti Sawabi

TRIBUNNEWS.COM, MUNA - Jumineng (55) masih percaya putrinya, Seneng Mujiasih alisa Jesse Lorena (28) bekerja di Hongkong sebagai pekerja restoran. Ia menyangsikan pemberitaan anaknya menjadi Pekerja Seks Komersil (PSK) sebelum tewas di apartemen bankir Inggris, Rurik George Caton Jutting (29).
"Saya nggak percaya kabar itu. Anak saya bukan perempuan nakal, karena terakhir dan temannya juga bilang dia kerja di restauran. Temannya yang juga dari sini bilang kalau anak saya kerjanya baik di sana," ujar Jumineng saat Tribun mengunjungi kediamannya, Desa Sidomakmur, Kecamatan Tiworo Kepulauan, Muna Barat, Sulawesi Tenggara.
Jumineng pun mengaku tak melihat perubahan gaya berpakaian dan perilaku 'perempuan nakal' saat Seneng kembali ke kampung halaman pada 2009 lalu. "Anak saya nggak genit, dia biasa saja," ujarnya.
Ayahanda Seneng, Mujiharjo (54) juga tak yakin anaknya berprofesi sebagai PSK. "Setahu saya, dia anak baik-baik. Nggak mungkin itu. Tapi, masalah itu kita-kita nggak tahu," kata Mujiharjo.
"Setahu saya dia kerja sama seperti temannya, jadi pembantu rumah tangga lalu kerja di restaurant," imbuhnya.
Sang kakak korban, Sri Suantoro (30) juga mengaku tidak mendapatkan informasi dari rekan Seneng yang bekerja di Hongkong tentang hal itu. "Saya nggak dengar informasi soal itu. Saya nggak yakin dia bekerja seperti itu. Saya hanya dapat cerita dari temannya kalau adik saya pernah belajar bermain DJ (disc jockie). Kalau dia sampai melakukan pekerjaan seperti itu, saya nggak yakin," kata Suantoro.
Sebelumnya, sejumlah media asing di Hongkong mengaitkan tewasnya Seneng Mujiasih dan korban lainnya, Sumarti Ningsih dengan pekerjaan PSK kedua perempuan itu. Bahkan, pihak staf Kementerian Luar Negeri, Julius sempat menyampaikan informasi bahwa keduanya berprofesi sebagai pramuria.
Saat dikonfirmasi, juru bicara Kemenlu, Michael Tene enggan menjelaskan secara rinci. "Tentang status pekerjaannya tidak relevan kami jelaskan. Apalagi, keduanya adalah korban. Yang jelas, kami aan fokus mengawal proses hukum kedua warga kita yang menjadi korban itu," kata Michael Tene ( Abdul Qodir )