Hari Ini, Jokowi Bahas Hasil KTT APEC, ASEAN dan G20
Andi menyebutkan setidaknya tidak lebih dari 10 negara menjalin hubungan bilateral. Masing-masing negara memberikan tawaran konkret.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo, Senin (17/11/2014), bakal menggelar rapat paripurna kabinet sebagai tindak lanjut hasil pembicaraan dengan sejumlah kepala negara dalam kunjungan ke luar negeri sepekan ini.
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menjelaskan Jokowi akan meminta anggota kabinet segera menindaklanjuti hasil-hasil KTT APEC, ASEAN dan G20 serta mengenai tindak lanjut sejumlah pertemuan bilateral dengan negara sahabat.
"Besok ada rapat kabinet jam 1 siang (13.00 WIB). Salah satu agendanya mendengarkan rangkuman dari ibu Menteri Luar Negeri tentang hasil-hasil KTT. Dan kemudian presiden akan memberikan pekerjaan rumah kepada menteri-menteri terkait untuk segera menindaklanjuti hasil-hasil tersebut," ungkap Andi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (16/11/2014).
Selama sepekan mengikuti tiga agenda KTT, Andi menyebutkan setidaknya tidak lebih dari 10 negara menjalin hubungan bilateral. Masing-masing negara memberikan tawaran konkret.
"Itu yang akan dirangkum Menlu, Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan dalam rapat kabinet besok," jelasnya.
Menurut Seskab, Jokowi telah bertemu dan melakukan pembicaraan bilateral dengan pemimpin negara seperti Kanselir Jerman, Angela Markel; Presiden Prancis, Francois Hollande; Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi dan Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu.
Ia menyebutkan, saat bertemu dengan PM Italia, hal yang dibahas terkait ekonomi kreatif khususnya di bidang fesyen. Maklum, Milan merupakan salah satu kota pusat fesyen dunia.
Sementara saat bertemu PM Turki, Presiden membicarakan mengenai peluang kerja sama di berbagai bidang di masa mendatang karena kerja sama yang berlangsung antara Turki dan Indonesia saat ini masih relatif kecil.
"Pada dasarnya, presiden ingin investasi dibuka seluas-luasnya untuk Infrastuktur terutama jalan, kereta api, maritim, dan power plant. Itu dibuka seluas-luasnya. Presiden tidak menginginkan investasi ya masuk dalam bidang eksplorasi sumber daya alam," tegasnya.