Konektivitas, Kekuatan Masa Depan
Budaya maritim harus ditonjolkan Kedaulatan pangan kuncinya bukan di pertanian tetapi di maritim
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Konektivitas menjadi 'super-power' di masa depan. Siapa yang menguasai konektivitas, maka akan menguasai dunia.
Demikian antara lain disampaikan Menteri Sekretaris Kabinet (Mensekab) Dr. Andi Widjayanto, M.Sc, dalam kata pengantarnya pada Konvensi Nasional ke-5 Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII), Rabu (26/11) siang di Auditorium Universitas Budi Luhur, Jakarta.
Andi Widjayanto menjelaskan, ”Satu bangsa hanya bisa jadi kekuatan maritim kalau bangsa itu sadar betul bahwa bangsa itu adalah bangsa maritim.".
Budaya maritim harus ditonjolkan. Kedaulatan pangan kuncinya bukan di pertanian tetapi di maritim. Pangan berbasis laut berarti sentra kelautan. Konektivitas maritim melalui tol laut. Konektivitas bersifat integratif.
Diplomasi maritim kekuatan laut. Poros maritim akan sangat terkait dengan pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan, kedaulatan pangan, energi, maritim, dan reformasi birokrasi.
Menurut keterangan Yusron, MSi, Kaprodi HI FISIP Universitas Budi Luhur, selaku Ketua Panitia Konvensi Nasional V AIHII, Konvensi V AIHII diselenggarakan untuk mengetahui perkembangan studi ilmu HI agar dapat dimanfaatkan seluas-luasnya bagi pembangunan negara bangsa, melakukan pengkajian lengkap, mendalam dan komprehensif tentang perkembangan studi ilmu HI bagi masyarakat Indonesia khususnya dan masyrakat internasional umumnya.
"Memberikan kontribusi bagi peningkatan studi ilmu HI, untuk mencari jawaban dan solusi terhadap berbagai hal yang terkait dengan politik luar negeri Indonesia," jelas Yusron, MSi.
Disamping itu, juga memberikan kontribusi bagi peningkatan studi ilmu HI, untuk mencari jawaban dan solusi terhadap berbagai hal yang terkait dengan politik luar negeri Indonesia, memperoleh umpan balik mengenai peran dan keterlibatan studi ilmu HI bagi masyarakat internasional.
"Konvensi bisa bmemberikan masukan bagi institusi pemerintah maupun swasta untuk menentukan alternatif kebijakan yang berkaitan dengan kerjasama ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan," papar Yusron, MSi.
Topik-topik bahasan pada Konvensi V AIHII meliputi bidang ekonomi, politik internasional, diplomasi, keamanan, kawasan, gender, maritim, SDA/Energi. Konsensi Nasional V AIHII di Universitas Budi Luhur ini diikuti oleh perwakilan dari -38 Universitas diseluruh Indonesia.