DPR Ragukan Kerjasama Minyak dengan Perusahaan Minyak Sonangol
Mukhamad Misbakhun mengaku ragu dengan diskon pembelian 15 persen atas kerjasama minyak impor dengan perusahaan minyak asal negara Angola
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPR RI Mukhamad Misbakhun mengaku ragu dengan diskon pembelian 15 persen atas kerjasama minyak impor dengan perusahaan minyak asal negara Angola, yakni Sonangol EP. Diskon pembelian minyak itu sebelumnya disampaikan ke publik oleh Surya Paloh, Rini Soemarno dan Sudirman Said.
Ketiga tokoh penting politik tersebut mengatakan pemerintah dalam hal ini Pertamina akan mendapatkan harga lebih murah dari Sonangol dengan diskon 15 dolar AS per barel dari harga pasaran.
”Tetapi terus terang saya meragukan ada harga minyak yang bisa didiskon hingga 15 dollar per barel. Karena harga minyak di dunia selalu mengikuti harga pasaran. Ada term and condition, kemudian ada biaya angkut dan sebagainya. Dan harus diingat, diskon 15 persen itu besar sekali," kata Misbakhun kepada wartawan di Gedung DPR RI Jakarta, Jumat (28/11/2014).
Politikus Partai Golkar ini menyebutkan, ide dan gagasan dari perusahaan Sonangol EP itu menarik untuk mencari jalan keluar terhadap sistem rente pedagangan minyak dunia yang seharusnya bersifat Government to Governmnent atau ’G to G’.
Artinya, kalau memang benar ada diskon 15 persen dari Sonangol. Maka jika itu terjadi, dampaknya harga minyak yang dikonsumsi di Indonesia menjadi lebih murah. Namun, kata Misbakhun yang perlu ditegaskan bahwa kerjasama ini harus benar-benar dilakukan secara G to G melalui Pertamina, jangan lagi melalui pihak ketiga seperti Surya Energi, apalagi Petral.
"Transparansi itu penting. Lakukan secara Goverment to Government. Jangan pakai operator lapangan lagi. Kalau akhirnya pemerintah melalui orang ketiga, seperti Surya Energi maka itu yang namanya mafia ganti mafia," kata anggota Komisi XI DPR ini.
Lebih lanjut dirinya mengibaratkan para politisi dari partai yang sedang berkuasa saat ini sedang mengelilingi Presiden Jokowi. Mereka seolah mendapatkan jalan khusus untuk mendapatkan berbagai proyek di negara ini.
"Dulu kamu yang berkuasa, sekarang giliran aku yang berkuasa. Karena saat ini partaiku yang berkuasa," katanya.
Untuk diketahui, respons teknis Senangol Asia per tanggal 20 November 2014 dalam menjawab surat Pertamina, per tanggal 18 November 2014 mengenai 'Counter To The Proposed Contractual Volume 2015'.
Isi surat itu mengungkapkan bahwa Sonangol secara tegas menjawab permintaan Pertamina mengenai diskon 15 dolar dari setiap barel yang dibeli Pertamina tidak dapat diberikan dan masih mengacu ke normal-market price.
Meski sebelumnya Ketum Partai Nasdem Surya Paloh, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan kalau pemerintah Indonesia bisa bekerja sama dengan Sonangol karena harga dari Sonangol lebih murah 15 dolar per barel, sehingga ada penghematan hingga 25 persen untuk impor crude oil.