Perjuangan Pasien Peserta KJS, Ditolak Rumah Sakit Hingga Berujung Kematian
Bagi mereka para pasien peserta KJS, BPJS atau yang lainnya kenyamanan dan pelayanan yang baik di bidang kesehatan menjadi idaman
Saat hendak memindahkan anaknya dari RS Pasar Rebo ke RS Thamrin Salemba, tiba-tiba saja bagian BPJS Kesehatan di RS pasar Rebo mengabarkan bahwa balita Abbi akan diupayakan pindah ke RS Tarakan. "Saya bilang kapan, ini harus cepat, mereka bilang secepatnya, lalu keesokan harinya anak saya langsung dibawa ke RS Tarakan," ujarnya.
Di RS Tarakan dokter langsung membentuk tim dan segera melakukan operasi di saluran pencernaan Abbi. Sebelumnya para dokter meminta perjanjian dan kesediaan untuk melakukan pembedahan dengan segala risiko yang akan muncul nantinya pascaoperasi.
Kabar bahagia pun didapat oleh Nurhayati dan suaminya, balita Abbi selesai dioperasi dan sudah siuman. Abbi pun sudah bisa mengenali ayahnya, ibunya dan neneknya.
Selesai operasi Abbi langsung dibawa ke ruang picu dan tim dokter meminta segera lakukan transfusi darah karena Abbi banyak kehabisan darah usai operasi. Sampai disini kondisi Abbi masih baik.
Namun keesokan harinya sang ibu Nurhayati mulai melihat keanehan, Abbi tubuhnya terlihat lebih gemuk akan tetapi kondisinya tidak wajar. "Kata dokter kekurangan protein habis transfusi darah," ujar Nurhayati.
Tim dokter pun mendadak memanggil Nurhayati dan suami, mereka mengatakan bahwa kondisi balita Abbi tidak stabil. Nafasnya tersengal-sengal dan lambat. Lalu diputuskanlah oleh tim dokter untuk memasang alat bantu pernafasan, tapi tidak kunjung membaik bahkan detak jantung balita Abbi sempat hilang.
"Sempat berhenti jantungnya dipompa ditekan-tekan itu Jumat subuh sekitar pukul 05.00 WIB lalu jam 06.45 wib dokter memanggil saya dan mengabarkan bahwa anaknya sudah tiada," lirih Nurhayati.
Kendati demikian Nurhayati enggan berprasangka buruk terhadap tim dokter dan tidak akan melakukan langkah hukum sehubungand engan penanganan medis yang dilakukan. Ia dan suami ikhlas dan pasrah serta berharap kejadian yang ia alami tidak terulang kembali kepada pasien peserta KJS, BPJS atau yang lainnya.
"Kalau dari saya biar anakku tenang disana," ujar Nurhayati sembari terisak menahan tangis.