Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pencapresan Jokowi Bikin Gerindra Patah Hati

Prabowo sempat kecewa dengan sikap PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi sebagai calon presiden. Hubungan mesra Gerindra dan PDI Perjuangan berakhir.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
zoom-in Pencapresan Jokowi Bikin Gerindra Patah Hati
TRIBUN/DANY PERMANA
Presiden Republik Indonesia terpilih Joko Widodo mengunjungi Ketua Umum Partai Gerindra yang juga mantan pesaingnya dalam Pilpres lalu, Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014). Dalam pertemuan tersebut Jokowi bersilaturahmi dan mengundang Prabowo untuk menghadiri pelantikan Presiden Senin 20 Oktober 2014 mendatang. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Prabowo Subianto kembali melambung dalam perhelatan Pemilu 2014. Mantan Danjen Kopassus itu kembali mendeklarasikan diri bertarung pada Pilpres 2014, yang lima tahun sebelumnya maju bersama Megawati Soekarnoputri.

Prabowo sempat kecewa dengan sikap PDI Perjuangan yang mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden. Hubungan mesra antara Gerindra dan PDI Perjuangan yang menjadi partai oposisi pada era pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berakhir.

Pilkada DKI Jakarta menjadi puncak kedekatan keduanya. Saat itu, PDI Perjuangan dan Gerindra yang mengusung Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Pasangan ini merontokkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

Mendekati Pilpres 2014, PDI Perjuangan justru mengusung Jokowi sebagai calon presiden yang saat itu namanya menjadi media darling. Konsekuensinya Jokowi harus menonaktifkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Gerindra kemudian mengungkit perjanjian Batutulis, Bogor. Perjanjian tersebut dibuat saat Megawati dan Prabowo berduet pada pilpres 2009. Perjanjian itu berisi dukungan PDI Perjuangan untuk Gerindra kala mengusung Prabowo sebagai capres pada pilpres 2014.

PDI Perjuangan tidak membantah adanya perjanjian tersebut. Tetapi mereka menyebutkan perjanjian itu terlaksana bila pasangan Megawati-Prabowo menang dalam Pilpres 2009. Nyatanya, Megawati-Prabowo kalah dari SBY-Boediono.

Berita Rekomendasi

Enggan berlarut-larut dalam polemik perjanjian Batutulis, Prabowo akhirnya memilih Hatta Rajasa sebagai pendampingnya di Pilpres 2014. Mereka lalu menamakan Koalisi Merah Putih bagi partai-partai pendukunganya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas