Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anas: Apakah SBY Masih Pantas Jadi Ketum Demokrat Lagi? ‎

Mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum mengakui ditanya soal Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Anas: Apakah SBY Masih Pantas Jadi Ketum Demokrat Lagi?    ‎
Tribunnews/Dany Permana
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menjalani sidang vonis di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Jakarta Selatan, Kamis (24/9/2014). Anas divonis terlibat korupsi dalam proyek Hambalang dan dihukum 8 tahun penjara dengan denda sebesar Rp 300 juta subsider tiga bulan kurungan, serta membayar uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 57,5 miliar dan US$ 5,2 juta atau kurungan selama 2 tahun. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum mengakui ditanya soal Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Lewat akun twitter @anasurbaningrum, ia menuturkan peluang SBY memimpin Demokrat.

"Beberapa bertanya serius, apakah Pak SBY masih pantas jadi Ketum Demokrat lagi?#kisahkongres *abah," kata Anas melalui akun twitter, Kamis (1/1/2015) malam.

SBY memang menjadi calon terkuat dalam kongres Demokrat yang akan digelar pada tahun ini. Menurut Anas, pertanyaan itu harus dijawab oleh SBY sendiri.

"Saya jawab : silahkan tanya kepada hati kecilnya Pak SBY. Insya Allah ada jawaban yang otentik. #kisahkongres *abah,"‎ kata Anas.

Anas tidak mempersoalkan siapa nantinya yang akan memimpin Demokrat. Hal itu diserahkan kepada kader Demokrat. Tergantung bgm masa depan didefinisikan," ucapnya.

Bila saat ini SBY akan maju dengan aklamasi, Anas yakin nantinya Demokrat akan memberikan penjelasan. Anas melihat‎ SBY ingin menjabat ketua umum Demokrat dengan metode diminta kader secara masif.

Berita Rekomendasi

"Mengapa dirancang aklamasi? Kalau bisa aklamasi, maka terjamin untuk menang. Jaminan itu penting. #kisahkongres *abah," tuturnya.

Anas menuturkan bila Demokrat melakukan kompetisi terbuka maka berbagai kemungkinan bisa terjadi. Pemenang dalam kongres pun bisa tidak terduga.

"Kalau kompetisi terbuka, Pak SBY akan terkena situasi "menang ora kondhang, kalah wirang". #kisahkongres *abah," katanya.

"Artinya : "menang tidak jadi terkenal, tetapi kalah malah memalukan". Situasi yang tidak nyaman. #kisahkongres *abah‎," tambahnya.

Untuk itu, kata Anas, dipilihlah metode penggalangan agar bisa aklamasi. "Kabarnya pakai surat dukungan bermaterai," kata Anas.

Namun apakah surat dukungan bermaterai itu bisa menjadi garansi politik, Anas mengatakan akan membahasnya lagi melalui akun twitternya.

"Kita bahas lanjutannya nanti. #kisahkongres *abah.Juga akan saya ceritakan sedikit bagaimana proses Pak SBY terpilih aklamasi di KLB Bali Maret 2013 silam. #kisahkongres *abah," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas