Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebar Tanah dan Air Lalu Ekor Airasia Ditemukan

Sehari pasca ikerahkannya delapan ustaz untuk berdoa di lokasi jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501, Tim SAR Gabungan berhasil menemukan ekor pesawat.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Sebar Tanah dan Air Lalu Ekor Airasia Ditemukan
AFP/ACHMAD IBRAHIM
Ulama Islam membaca ayat Al-Quran saat melakukan doa untuk korban AirAsia QZ8501 dan tim SAR di dalam helikopter Super Puma NAS 332 TNI AU, di atas Laut Jawa dari Pangkalan Bun, Selasa (6/1/2015). Pejabat pencarian Indonesia mengirim penyelam ke Laut Jawa dalam cuaca buruk dengan harapan dapat menemukan mayat dari puing-puing AirAsia penerbangan 8501. AFP PHOTO / Achmad Ibrahim / Pool 

PANGKALAN BUN - Sehari pasca ikerahkannya delapan ustaz untuk berdoa di lokasi jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 di Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Tim SAR Gabungan berhasil menemukan ekor pesawat. Apa saja  yang dilakukan para ustaz asal Kota Waringin Barat ini sehingga doanya dikabulkan Allah?

Kepada Tribunnews.com, pimpinan kelompok pengajian Pangkalan Bun yakni Ustaz Gusti Kadran menceritakan bahwa pada hari Selasa (6/1/2015) lalu, mereka difasilitasi pihak Lanud Iskandar, Pangkalan Bun untuk  berdoa dari atas laut. Persisnya di lokasi yang diduga jatuhnya pesawat yang mengangkut 162 penumpang dan kru tersebut.

Delapan ustaz bersarung dan berkopyah putih ini diangkut dengan Helicopter jenis Puma milik TNI AU. "Kami berdoa bersama, membaca ayat-ayat suci Alquran dan burdah. Burdah itu pujian-pujian untuk Allah SWT dan Rasul. Artinya, kita mengingat keagungan dan kebesaran Allah. Karena dalam hidup ini tidak lepas dari pantauan-Nya, baik buruk dan baik," ujar Gusti Kadran kepada Tribunnews, Rabu (7/1).

Menurut Gusti Kadran, sebelum berdoa di laut, ada anggota Lanud yang  mendapat petunjuk dari alam gaib untuk  berdoa di laut.

Saat ditanya apakah petunjuk yang dimaksud terkait dengan penunggu laut Karimata Gusti Kadran tidak menyangkal.

"Petunjuknya minta agar berdoa. Dan di dalam agama juga mengajarkan manusia memang harus berusaha, tapi yang menentukan adalah Allah," lanjut Gusti Kadran.

Beberapa waktu Gusti Kadran mengatakan, ia meyakini bahwa jatuhnya pesawat dan sulitnya menemukan bangkai pesawat ini tak terlepas adanya penghuni di Laut Karimata. Ia menyebut nama penghuni laut Karimata dengan sebutan Ratu atau Putri Junjung Buih. "Kalau di daerah Jawa ada Ratu Roro Kidul, kalau di Kalimantan ada yang namanya Ratu Junjung Buih. Itu ada hubungannya dengan di sana. Selain itu, karena di sini daerah kesultanan, tentunya tidak terlepas dengan adat istiadat dan budaya," kata Gusti Kadran beberapa waktu lalu.

BERITA REKOMENDASI

Saat berdoa dari Helicopter yang berputar-putar di lokasi jatuhnya AirAsia selama puluhan menit, Gusti Kadran menuturkan bahwa ia dan rombongan membaca ayat-ayat suci AlQuran. Beberapa anggotanya bahkan membaca Surat Nabi Yunus.

Selain berdoa, para ustaz juga menyebar tanah dan air yang di bawa dari Lanud Iskandar di lokasi jatuhnya pesawat. "Kami membawa bawa air asli dari Lanud. Kita juga membawa bawa tanah. Semua terciptanya manusia dari tanah dan air dan udara angin. Sekarang yang kita hadapi adalah air, makanya kita melakukan syariat," ujar Gusti Kadran.

Ketika menyebar tanah dan air di lautan, Gusti Kadran mengaku bertemu sesuatu yang enggan ia ceriterakan. Dari situlah, ia dan rombongan yakin Allah akan membantu mempermudah pencarian korban dan bangkai pesawat yang selama ini selalu terkendala  buruknya cuaca dan gelapnya laut akibat lumpur.
Kini setelah ekor pesawat ditemukan, Gusti Kadran mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang kebetulan. "Di Al Quran disampaikan, bahwa tidak ada yang jatuh dari pohon dalam gelap gulita, melainkan pengembaliannya dalam kontrolnya Allah SWT," ujarnya.

Baginya, penemuan ini adalah bukti kebesaran Allah.  Menurutnya, ia dan rombongan pengajiannya hanya berusaha membantu untuk kemanusiaan dengan cara berdoa. Dan semua itu Allah yang menentukan

"Kalau black box bisa ditemukan, itu karena Allah. Saya hanya ikut mengikuti ketentuan Allah. Kami melakukan doa itu karena kemanusiaan. Biar Allah yang menilainya," ujar  putra bungsu Almarhumah Hajah Ratu Nurilam binti Pangeran Ratu Sukma Alamsyah, Sultan ke-13.


Baginya, penemuan ekor pesawat itu menunjukkan tanda kebesaran Allah. "Bukan karena kami berdoa lantas ditemukan. Semua karena Allah," ujar Gusti Kadran.

Gusti Kadran menambahkan bahwa ia dan rombongan melakukan doa itu karena panggilan sebagai warga negara untuk saling membantu. Terlebih, pada pencarian ini banyak warga asing mulai dari Amerika, Rusia, Korea Selatan, China hingga Malaysia dan Singapura pun terlibat.
"Tapi, memang ini tidak sampai 24 jam (usai berdoa), alhamdulillah bisa ditemukan. Dan itu tanda-tanda kekuasaan Allah," ujarnya.  (tribunnews/coz)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas