Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satu Peleton Brimob Siaga Tunggu Ekor Pesawat di Pelabuhan Kumai

Satu peleton Brimob Polda Kalimantan Tengah bersiaga menanti kedatangan ekor pesawat AirAsia QZ8501

Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Satu Peleton Brimob Siaga Tunggu Ekor Pesawat di Pelabuhan Kumai
Tribunnews/HO/Puspen TNI
Proses operasi pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 oleh tim penyelam TNI, di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1/2015). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie

TRIBUNNEWS.COM, KUMAI - Satu peleton Brimob Polda Kalimantan Tengah bersiaga menanti kedatangan ekor pesawat AirAsia QZ8501 di Pelabuhan Kumai, Kotawaringin, Sabtu (10/1/2015).

Pantauan di lokasi, sekitar pukul 22.45 Wib puluhan personil brimob berseragam lengkap tampak tersebar di area pelabuhan itu. Sebagian dari mereka duduk-duduk santai di ruangan tunggu penumpang. Lainnya berdiri bersiaga dan juga duduk-duduk sembari bercengkerama di bawah di depan dermaga.

Suasana pelabuhan ini nampak sepi dari aktivitas. Terpantau juga kapal dari tim gabungan tengah bersender di tempat itu. Antara lain, satu kapal SAR, dan dua kapal polairut

"Kalau memang ada kapal Basarnas membawa jenazah dan ekor pesawat kami ikut mengevakuasi juga," ujar Brigadir Kepala Pelabuhan Kumai Andri Christian (33) kepada Tribunnews.com di lokasi

Andri mengatakan, pihaknya terus memonitor seluruh aktivitas di sekitar area penumpang. Dikatakan, hal demikian merupakan instruksi langsung dari Kaploda Kalteng. Dalam hal ini, pihaknya sudah membangun koordinasi dengan pihak pelabuhan setempat.

Ia mengaku akan tidur di bangku tempat menunggu penumpang, bila saja kapal yang dinanti tak kunjung datang malam ini.

Berita Rekomendasi

"Dari komandan kami, katanya kapal yang membawa (ekor pesawat) malam ini tiba," ucapnya.

Sebelumnya, Tim SAR gabungan berhasil mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 dari dasar laut Selat Karimata, siang tadi. Pengangkatan ekor pesawat itu menggunakan balon pelampung, yang kemudian ditarik ke permukaan dengan crane kapal Crest Onyx, milik SKK Migas. Ekor pesawat itu direncanakan akan di bawa ke Pelabuhan Teluk Kumai.

Informasi yang dihimpun, proses pengangkatan ekor pesawat dilaksanakan beberapa tahap antara lain, penyelaman pertama dilakukan guna pengecekan hasil pemasangan belt.

Aksi para penyelam TNI dimulai dengan turunnya dua penyelam ke permukaan di titik pengangkatan ekor pesawat pada pukul 06.01 WITA, dilanjutkan dua penyelam lagi pada pukul 06.02 WITA. Pada pukul 06.26 WITA para penyelam naik ke permukaan, dan pukul  10.12 WITA para penyelaman mulai melakukan pengisian udara sebanyak 6 tabung.

Tahap selanjutnya, pada pukul 11.14 WITA, para penyelam mulai turun dan tiba di permukaan pukul 11.31 WITA. Pada pukul 11.40 WITA penyelaman dilanjutkan kembali dan pukul 11.48 WITA para penyelam tiba di permukaan. Pada pukul 11.50 WITA,  lifting bag muncul ke permukaan dan ekor pesawat terlihat terangkat ke permukaan, dengan dibantu penarikan menggunakan tali tros kapal. Proses evakuasi ini dimulai sejak pukul 06.00 WITA.

Ekor pesawat AirAsia QZ8501 berhasil diangkat walaupun terdapat beberapa kendala yang menghambat dalam proses evakuasi, salah satunya kondisi cuaca dan arus di perairan tempat jatuhnya pesawat.

Hal lain yang juga menjadi hambatan dan dihadapi Tim SAR di lapangan adalah sistem pengangkatan ekor pesawat ke atas permukaan. Meski demikian Tim SAR telah menyiapkan subsurface vehicle yang dilengkapi balon khusus untuk mengambangkan pesawat dari bawah air.

Operasi yang berlangsung mulai hari kamis akhirnya membuahkan hasil dengan terangkatnya ekor pesawat AirAsia pada siang hari ini.

Lokasi penemuan ekor AirAsia QZ-8501 berada di titik koordinat 3 derajat 38' 39'' Lintang Selatan dan 109 derajat 43' 45'' Bujur Timur. Lokasinya berjarak sekitar 127 kilometer dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan 188 kilometer dari Pulau Belitung. Serpihan bagian ekor pesawat telah diverifikasi oleh dua penyelam dari Tim Intai Amfibi TNI Angkatan Laut yang berada di kedalaman 34 meter. Saat ditemukan, obyek sudah terkoyak di beberapa sisi. Namun bentuk ekor masih jelas terlihat karena menghujam ke dasar laut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas