Pernah Mabuk Kepayang Menang Pemilu 1999, Ini Peringatan Megawati pada Kader Banteng
Megawati mengingatkan, kader PDI Perjuangan pernah mabuk kepayang saat menang Pemilu 1999. Makanya, Pemilu 2004 keok. Ini peringatan Megawati.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta kader partainya tidak mabuk kemenangan.
Keberhasilan pada Pemilu 2014 harus dijawab dengan kinerja yang baik. Setelah meraih kemenangan, kini PDI-P menghadapi tantangan berat, yaitu sebagai partai ideologis yang berada dalam pemerintahan.
”Kemenangan dalam pemilu tidak harus menjadikan kita berpuas diri, apalagi mabuk kepayang. Pengalaman memenangkan Pemilu 1999 harus menjadi pelajaran berharga bagi partai di seluruh tingkatan,” kata Megawati dalam pidato politiknya pada peringatan Hari Ulang Tahun Ke-42 PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (10/1).
Hadir pada acara ini Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang diusung PDI-P dalam Pemilu Presiden 2014. Hadir pula di acara ini, antara lain, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, sejumlah menteri anggota Kabinet Kerja, dan mantan Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi.
Peringatan HUT PDI-P ini juga diselipi pemutaran film tentang konsistensi dan perjuangan. Film ini menggambarkan perjuangan partai sejak dibentuk 42 tahun lalu, yang merupakan hasil fusi dari Partai Nasional Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Parkindo, dan Partai Katolik.
Setelah memenangkan Pemilu 1999, PDI-P mengalami kekalahan dalam Pemilu 2004. Saat itu, sejumlah kader partai juga mulai diproses hukum karena terlibat kasus korupsi.
Megawati menuturkan, setelah sekitar 10 tahun di luar pemerintahan, tahun 2015 merupakan tahun penentuan bagi PDI-P sebagai partai ideologis. Ujian terbesar yang dimaksud adalah mewujudkan ideologi partai dalam kehidupan bernegara. ”Pergeseran karakter sebagai partai pemerintah mengharuskan kita menata lagi langkah, baik antar-tiga pilar partai (pengurus partai, kader di eksekutif, dan kader di legislatif) secara horizontal maupun sinkronisasi irama kerja secara vertikal,” kata Megawati.
Menurut dia, seluruh fondasi kehidupan negeri ini lahir dari pemikiran jiwa yang merdeka, ketulusan hati, pengorbanan, dan cita-cita luhur, serta digerakkan cinta pada Tanah Air. ”Jika negeri ini dipimpin orang yang kosong jiwanya, negeri ini akan hancur dan terombang-ambing dalam ketidakpastian,” tuturnya.
Secara khusus Megawati menceritakan, sebelum Joko Widodo dilantik sebagai presiden, dia menitipkan pesan. Dia meminta Presiden Joko Widodo untuk tidak hanya melihat Istana dari sisi megah dan gemerlapnya. Dia meminta Presiden juga mengenali sisi gelap Istana.
Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, tantangan partai ke depan adalah mengawal pemerintahan. Tepat pada hari ulang tahunnya, Ketua Umum PDI-P menerbitkan perintah harian agar kader setia pada jalan ideologis, yaitu jalan kerakyatan. ”Ada harapan dari rakyat agar kami dapat mengawal program prioritas. Peran inilah yang akan dilakukan PDI-P,” ujarnya.
Pada saat yang sama, PDI-P akan terus melakukan kritik dan otokritik. ”Seluruh infrastruktur partai dikerahkan untuk memperbaiki wajah partai lebih transparan dan memenuhi harapan rakyat. Kami mendorong agar partai dapat mandiri dalam pembiayaan organisasinya,” papar Hasto. (NDY/AGE)