Kisah Nelayan Pemberi Info Jatuhnya AirAsia, Ada Pesawat Terbang Rendah Lalu Terjadi Ledakan Dahsyat
Efendi kehausan. Ia pulang ke rumah karena lupa membawa air. Ketika itu, di televisi diberitakan ada pesawat hilang kontak
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN -- Efendi kemudian menceriteakan kronologi jatuhnya AirAsia QZ8501. Pada 28 Desember 2014 pagi sekitar pukul 08.00 Wita, Efendi yang berprofesi peternak ayam berangkat ke kandang untuk mengurus ayamnya.
Lokasi kandang tak jauh dari rumahnya. Tak lama ketika Efendi memperbaiki kandang, ia mendengar suara keras. Setelah menengok, suara itu berasal dari pesawat yang terbang rendah.
"Saya kebetulan menoleh ke kiri dan saya melihat sosok pesawat dengan moncong putih, badannya merah dan ada list merah putih di ekornya. Pesawat itu terbang rendah, nggak jauh dari menara handphone (tower provider). Pesawat itu jalannya seperti mobil mogok dan mendatar ke arah laut," kisah Efendi. .
Namun pagi itu Efendi tak terlalu hirau dengan pesawat yang dirasa agak ganjil tersebut. Ia meneruskan aktivitas di kandang. Agak siang, Efendi kehausan. Ia pulang ke rumah karena lupa membawa air. Ketika itu, di televisi diberitakan ada pesawat hilang kontak.
Ia kemudian berpikir, jangan-jangan pesawat hilang itu adalah pesawat yang ia lihat terbang lamban tersebut. Hingga malam hari, Efendi tak memikirkan bahwa pesawat yang hilang itu adalah pesawat yang ia lihat pagi itu. Namun yang membuat dirinya bertanya-tanya adalah, anaknya bercerita bahwa banyak TNI di pinggir pantai menurunkan speed boat.
Ia pun bergegas ke pantai yang memang letaknya tak jauh dari rumahnya.
Ia lalu bertanya-tanya kepada salah satu prajurit yang aia temui. Menurut salah seorang tentara, mereka membantu mencari pesawat AirAsia yang hilang. Saat itulah, Efendi baru kepikiran bahwa pesawat yang hilang itu adalah pesawat yang ia lihat tadi pagi. Ia pun bercerita kepada TNI yang bertugas di situ atas apa yang ia lihat tadi pagi.
Esok harinya, ada tim SAR mendatangi rumahnya untuk bertanya-tanya tentang pesawat yang terbang rendah kemarin. Efendi juga menyampaikan informasi tersebut kepada Babinsa dan Kepala Dandim setempat. Sementara Rahmat, nelayan yang tinggal satu kampung dengan Efendi menceritakan, Minggu pagi itu ia berangkat dari rumahnya pukul 04.00 Wita.
Ketika perahunya di lautan sekitar pukul 08.00 Wita, ada ombak dan hujan besar. Saat itulah ia mendengar ledakan keras. Ketika itu Rahmat tidak tahu apa yang meledak lantaran kawasan tempatnya melaut berkabut. Sekitar pukul 09.00 Wita, Rahmat kembali mengarahkan perahunya ke arah pantai lantaran ombak besar.
Ia hanya berpikir, kira-kira apa yang meledak keras tadi. Setiba di pantai Kubu pada pukul 03.00 Wita hari berikutnya, Rahmat melihat banyak petugas. Dari pembicaraan dengan TNI di lokasi, ia mendapat informasi bahwa ada pesawat hilang kontak yang diperkirakan jatuh ke laut. Rahmat pun lantas menceriterakan informasi adanya ledakan keras di laut pada Minggu pagi.
"Selama 10 tahun menjadi nelayan, saya baru pertama mendengar suara keras ledakan di tengah lautan," ujar Rahmat.
Hari berikutnya, Rahmat di wawancara salah satu wartawan TV. Ia pun menceriterakan informasi ledakan yang ia dengar di lautan di arah barat daya. (tribunnews/coz)