Fatur dan Rizki Tidur dengan Listrik Demi Bantu Korban AirAsia QZ8501
"Kami jaga-jaga suplai listrik ke posko di Lanud. Apabila feeder dari pusat mati, kami operasionalkan genset ini," tutur Fatur.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
![Fatur dan Rizki Tidur dengan Listrik Demi Bantu Korban AirAsia QZ8501](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/aksi-solidaritas-korban-airkasia-siswa-frater-makassar_20150118_162344.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Langit gelap dan rintik hujan menyelimuti kawasan Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah sejak Minggu (18/1/2015) petang.
Posko Utama Pencarian Pesawat AirAsia QZ8501 di Lanud Iskandar pun sudah menghentikan aktifitas sejak pukul 15.00 WIB.
Sebagian besar petugas SAR gabungan pun sudah kembali ke tempat penginapannya masing-masing.
Namun, malam itu tampak dua pemuda masih asyik mengobrol di tepi jalan akses Lanud Iskandar yang berjarak 3 kilometer dari Posko Utama Pencarian Pesawat AirAsia QZ8501.
Tak ada bangunan, rumah anggota TNI AU maupun hunian warga di sekeliling tempat keduanya berbincang. Hanya ada pepohonan hijau nan rimbun bagian dari hutan kota.
Kedua pemuda itu pun hanya beratap terpal tenda berukuran 4x4 meter persegi saat hujan datang pada malam itu. Spanduk bertuliskan Posko PLN Pangkalan Bun terpampang di bagian depan tenda.
Di samping kedua pemuda tersebut, terparkir mesin genset berkekuatan 200.000 VA. Di belakangnya berdiri kokoh transformator atau trafo distribusi listrik berkekuatan 100.000 VA dengan bentangan kabel listrik untuk pasokan ke Base off Lanud Iskandar.
"Saya Faturrahman. Masih 22 tahun. Teman saya ini, namanya Ahmad Rizqi Ananda, usianya lebih muda lagi, masih 19 tahun. Kami dari PT PLN Rayon Pangkalan Bun. Tapi, untuk adanya musibah AirAsia ini, kami ditugaskan sebagai operator genset untuk jaga suplai ke Posko Pencarian di Lanud ," ujar Fatur saat awak Tribun mendatangi tenda yang menjadi posko mereka.
Yah, kedua anak muda itu merupakan pegawai dari PT PLN Rayon Pangkalan Bun yang ditugaskan atasannya untuk menjaga kelancaran pasokan listrik untuk tim SAR gabungan yang tengah bertugas di Posko Utama Pencarian Pesawat AirAsia QZ8501, Lanud Iskandar.
Sebelum ditugaskan ke posko PLN tersebut, Fatur yang lulusan sekolah STM itu mengaku sebagai teknisi dan maintenance di PLTD Kumai. "Kalau saya operator dan teknisi kantor distribusi jaringan PLN Pangkalan Bun," timpal Rizqi.
Fatur menceritakan, Posko PLN dari kantornya dengan gensetnya ini sudah didirikan sehari setelah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata, Kalteng atau pada 29 Desember 2014 lalu.
"Kami jaga-jaga suplai listrik ke posko di Lanud. Apabila feeder dari pusat mati, kami operasionalkan genset ini," tutur Fatur dengan sesekali mengisap sebatang rokok di tangan kanannya.
Menurutnya, genset tersebut akan dioperasionalkan saat penggunaan listrik di Posko Utama Pencarian meningkat, di antaranya saat Lanud Iskandar menggelar jumpa pers yang diliput puluhan awak media stasiun televisi dengan siaran secara langsung atau live.
"Sebelum pengangkatan ekor pesawat, genset ini sering digunakan. Nah, trafo ini terhubung aliran listrik ke feeder Pangkalan Bun. Jadi, kalau trafo di sini padam, suplai listrik di wilayah Pangklaan Bun akan kena dampak padamnya juga," tuturnya.