Wapres Sarankan Agar Kesan Menyeramkan di Toraja Diubah
Pemerintah menyarankan agar ritual kematian di Tanah Toraja dikemas menjadi tidak menyeramkan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menyarankan agar ritual kematian di Tanah Toraja dikemas menjadi tidak menyeramkan, kata Wakil Presiden RI Jusuf Kalla kepada Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia, Frederik Batong. Dengan demikian diharapkan tingkat kunjungan wisatawan akan terdongkrak.
Frederik kepada wartawan usai menemui Kalla di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (30/1/2015), mengatakan ritual kematian atau Rambu Solo selama ini terkesan menyeramkan menurut Wapres, walau pun ritual tersebut mampu mendatangkan turis dalam jumlah banyak.
"Harus diubah kesan pariwisata yang seram, kuburan, ada pembantaian kerbau, menyeramkan gitu kita coba jadi menyenangkan," kata Freferik mengulangi ucapan JK.
Ritual pembantaian kerbau itu disebut Ma'tinggoro Tedong. Ritual itu dilakukan dengan cara menyembelih kerbau hanya dengan hanya satu kali tebasan parang kecil. Cara Ma'Tinggoro Tedong ini dilakukan pada acara pesta sebelum pemakaman seseorang yang telah meninggal dunia.
Frederik mengatakan hal itu belum lagi dibahas lebih lanjut. Namun yang pasti untuk menyedot lebih banyak turis, pemerintah akan memperbaiki jalur transportasi darat dan udara, sehingga turis akan lebih mudah mengakses.
"Bandara diselesaikan! baik di kota terdekat maupun di Toraja karena ini proyek yang sedang berjalan," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.