Aktivis HAM Sebut Indonesia Terancam Tak Dapat Dukungan
Aktivis HAM dari LBH Masyarakat, Ricky Gunawan mempresiksi Indonesia ke depan akan kehilangan donatur reformis peradilan seperti Belanda.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis HAM dari LBH Masyarakat, Ricky Gunawan mempresiksi Indonesia ke depan akan kehilangan donatur reformis peradilan seperti Belanda.
Itu menyusul langkah 'arogan' Presiden Jokowi yang tak geming memberikan grasi untuk terpidana kasus narkotika, yang belum lama ini dieksekusi mati.
"Padahal, Belanda menyediakan begitu banyak asistensi teknis maupun keuangan untuk pelatihan kepolisian, Jaksa, dan Hakim. Kalau sampai pelatihan terhadap hakim berimbas pada dijatuhinya hukuman mati di Indonesia, Belanda bisa mencabut dukungan tersebut," kata Ricky yang tergabung dalam Human Rights Working Group (HRWG) dalam jumpa persnya di Cikini, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Belum lagi pencabutan dukungan dari negara Eropa lainnya. Bayangkan, berdasar data yang ada saat ini bahwa, ada ratusan warga negara Indonesia (WNI) yang juga tengah terancam hukuman mati di Saudi Arabia.
Menurut Ricky, harusnya Indonesia butuh lebih banyak sahabat di negara lain untuk menyelamatkan WNI tersebut. Bukan menambahkan musuh.
"Kalau Indonesia mencari ribut dengan Belanda atau Brasil, tentu nantinya akan kesulitan mencari bantuan guna membebaskan WNI yang terancam hukuman mati. Apalagi Uni Eropa dengan tegas mengecam hukuman mati," imbuhnya.
Karena itu, HRWG memohon Presiden beserta jajarannya dapat meninjau ulang eksekusi hukuman mati ini. Sebab implikasi hukuman mati ini tentu akan berdampak pada kerjasama, baik ekonomi, politik dan lainnya.