Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Kinerja Kompolnas Dipengaruhi Kekuatan Parpol

Pengamat politik, Ray Rangkuti, kecewa atas kinerja Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) terkait cara pemilihan calon Kepala Polri.

Penulis: Randa Rinaldi
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Pengamat: Kinerja Kompolnas Dipengaruhi Kekuatan Parpol
KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES
Komisaris Jenderal Budi Gunawan hadir dalam sidang paripurna penetapan calon Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (15/1/2015). Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kapolri meski Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik, Ray Rangkuti, kecewa atas kinerja Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) terkait cara pemilihan calon Kepala Polri. Hal ini terkait reaksi dari masyarakat yang menolak pelantikan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan.

"Jujur kita kecewa, Kompolnas alih-alih bersikap investigasi yang justru menyerang KPK. Wilayah Kompolnas itu adalah memastikan proses penegakan hukum di kepolisiaan itu berjalan sesuai tata tertib. Bukan mengomentari KPK yang minta bantuan TNI untuk mengamankan," kata Ray saat diskusi bertajuk "Menyongsong Calon Kapolri Baru: Kapolri Bersih atau Kapolri Partai" di Menteng, Jakarta, Jumat (6/2/2015).

Ray menuturkan, proses seleksi Kompolnas dan mengajukan nama Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso dalam mencalonkan nama Kepala Polri. Bahkan, kata dia, kinerja Kompolnas sangat rendah dengan melakukan penyeleksian yang terkesan asal-asalan.

"Sembrononya Kompolnas kami liat lebih banyak bersifat administratif. Itu engga perlu Kompolnas karena ada seleksi yang dilakukan DPR dan tentu presiden juga akan membaca," kata Ray.

Ray menambahkan, tugas utama Kompolnas yaitu menilai kinerja Polri apakah sesuai dengan penegakan hukum dan punya independensi yang kuat dari partai politik.

Ia juga melihat ada kedekatan Kompolnas dengan elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam memilih Budi Gunawan.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas