TNI AL Bantah Anggotanya Pelaku Penculikan di Batam
Dia mengatakan lokalisasi yang biasanya ramai dikunjungi orang, Jumat malam malah sepi karena semua pengelola bar tidak beroperasi
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Dinas Mabes TNI AL Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir mengaku tidak mengetahui kabar soal penculikan 11 warga disekitar lokalisasi Teluk Pandan, Kelurahan Tanjunguncang, Batuaji, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) usai peristiwa tewasnya seorang anggota Marinir.
"Saya belum dapat info yang jelas, tapi soal ada keributan yang menyebabkan ditusuknya seorang anggota Marinir itukan pelakunya sudah ditangkap Polda (Kepri). Soal penculikan saya ngga tahu," kata Manahan saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (18/2/2015).
Menurutnya Batalyon Infanteri 10 Marinir Satria Bumi Yudha (SBY) Batam, satuan tempat Sertu Purwinanto Adi Saputro bertugas bukanlah markas sembarangan.
"Rasanya ngga mungkin (menculik) KSAL sudah tegas memerintahkan untuk menjaga ketertiban. Ngga ada prajurit yang melakukan anarkis. Lagi pula, itu bukan batalyon sembarangan," katanya.
Dikatakan Manahan dirinya terus mengupdate informasi pasca peristiwa terbunuhnya Purwinanto. Dirinya mensinyalir ada pihak yang sengaja membuat situasi menjadi tidak terkendali.
"Polda sudah mengusut dan sudah menangkap pelakunya. Tapi sampai saat ini tidak ada penjelasan setelah hari pertama saya monitor perkembangan, yang jelas Polda sudah menangkap pelaku melukai anggota Marnir," katanya.
Diberitakan sebelumnya, tewasnya oknumaparat Sertu (Mar) Purwinanto, anggota Yonif 10 Marinir/SBY, membuat lokalisasi Teluk Pandan, Kelurahan Tanjunguncang, Batuaji, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) tutup total, Jumat (13/2/2015) malam.
Tidak ada satupun bar yang buka. Selain itu tidak tampak wanita malam yang biasanya nongkrong di depan bar. Pemandangan serupa juga terlihat pada Sabtu (14/2/2015) siang. Suasana sepi terlihat di kawasan lokalisasi Teluk Pandan. Tidak ada satu warga yang keluar lalu lalang.
"Kita takut jadi sasaran penyerangan oleh orang tidak dikenal seperti pada suburh Jumat lalu. Untuk itu kita kurangi aktivitas di luar rumah. Semua ini terkait tewasnya anggota marinir di Raja Bar," ujar Usman, salah satu warga yang tinggal di lokalisasi Teluk Pandan.
Dia mengatakan lokalisasi yang biasanya ramai dikunjungi orang, Jumat malam malah sepi karena semua pengelola bar tidak beroperasi atau tutup. Namun, dia tidak mengetahui pasti apakan penutupan semua bar hanya dilakukan satu hari saja dan akan dibuka kembali.
"Saya tidak tahu apakah malam ini (Sabtu malam) semua bar mulai aktivitas," katanya.
Sementara salah satu security Teluk Pandan yang ditemui mengaku tidak mengetahui pasti berapa lama lokalisasi tersebut tutup.
Dia hanya mengetahui, penutupan itu dilakukan untuk menghindari penyerangan atau bentrokan susulan pasca tewasnya anggota marinir.
"Saya tidak tahu pasti, apakah malam ini (Sabtu malam) buka atau tidaknya. Saya hanya petugas keamanan saja," ujarnya.