Sosok Badrodin Kecil, Pandai Mengaji dan Jago Tangkap Ikan
Di rumah yang sederhana dengan hanya berukuran 6 x 12 m2 itu, Siti tinggal bersama suaminya, Suparno (73), pensiunan PTPN XI Blitar.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Salah seorang kakak kandung calon Kapolri Komjen Badrodin Haiti ternyata ada yang tinggal di Blitar. Adalah Siti Thalimayah (60). Ia tinggal di Jl Gajah Mada, Gang Sriti No 08, Lingkungan Madesan, Kelurahan/Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.
Di rumah yang sederhana dengan hanya berukuran 6 x 12 m2 itu, Siti tinggal bersama suaminya, Suparno (73), pensiunan PTPN XI Blitar.
BACA: Pulang Sekolah Suka Bantu Ayah Kerja di Kebun
Menurut Siti, selain dirinya ada satu lagi saudaranya, yang juga tinggal di Blitar, Muhaimin Haiti (59). Ia tinggal di Kelurahan Babatan, Kecamatan Wlingi, sebagai petani.
"Kami itu delapan bersaudara dan alhamdulillah semuanya masih sehat-sehat. Saya adalah anak pertama, Bad-panggilan Badrodin di keluarganya, itu anak keempat," tutur Siti ditemui di rumahnya, Kamis (19/2/2015).
Ditanya soal adiknya, Badrodin kini dicalonkan Kapolri oleh Presiden Joko Widodo, wanita berjilbab ini berharap agar adiknya bisa amanah, sebagaimana yang diajarkan bapaknya sejak kecil dulu.
Menurutnya, almarhum bapaknya, H Ahmad Haiti, adalah seorang petani biasa, namun juga guru mengaji di kampungnya.
"Orangtua saya itu sangat disiplin dalam mendidik anak-anaknya. Telinga saya dan Bad itu sering disentil bila tak segera salat," tuturnya.
Di mata saudaranya, alumnus terbaik Akpol 1982 itu sejak kecil dikenal rajin membantu orangtua. Misalnya, pulang sekolah, ia tak langsung bermain, melainkan malah ke kebun, membantu bapaknya. Saat itu, ia masih duduk di bangku SD. Baru setelah ashar, ia dan para saudaranya wajib mengaji sampai malam. "Bad itu pinter mengaji, apalagi tajwid-nya sangat mahir," ujarnya.
Yang selalu diingat dari diri Badrodin, menurut Siti, saat kecil dulu, ia itu pintar menangkap ikan di kali, yang ada di depan rumahnya, di Dusun Krajan, Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, Jember.
"Kami itu dulu, kalau mandi ya nyemplung kali. Namun, Bad, setiap naik dari kali, selalu mendapatkan ikan. Itu hanya ditangkap dengan tangannya. Selanjutnya, ikan-ikan itu dibakar buat adik-adiknya," tuturnya.
Baru menginjak kelas 6 SD, ia ikut Siti di Blitar. Siti sendiri mengikuti suaminya yang bekerja di perkebunan. Saat itu dirinya tinggal di kantor PTPN, Jl Urip Sumoharjo, Kecamatan Wlingi, yang sekarang dipakai kantor cabang bank BCA.
"Bad, sekolah kelas 6, di SDN Babadan 01 Wlingi. Kemudian, lulus SDN kembali ke Jember. Saya lupa tahunnya. Yang jelas, saat itu masih jarang orang punya radio, apalagi TV," paparnya.
Di sela-sela kesibukannya sebagai polisi, Badrodin masih sering menyempatkan diri, menyambangi saudara-saudaranya. Setiap datang ke rumah Siti, ia selalu mengajak istrinya, Teja Ningsih, bahkan kadang anak-anaknya juga diajak.
Seperti saat jadi Kapolres Probolinggo dulu (1999). Lebih-lebih, ketika jadi Kapolda Jatim (2010-2011), ia malah sering mampir setiap ada acara kunjungan ke daerah.
"Kalau ke sini, nggak pernah ngomong lainnya, kecuali soal keluarga. Memang dari dulu, dia itu pendiam," paparnya.
Terakhir kali ketemu dengannya, saat liburan akhir Desember 2014 kemarin. Saat itu Siti bersama cucunya datang ke rumah dinasnya, di Jakarta.
"Kalau manggil saya itu bukan mbak tapi yuk. Katanya, yuk, kita ini sudah tua, sehingga harus bisa menikmati masa tua. Yakni, dengan memperbanyak ibadah. Jangan lupa, saya didoakan supaya jadi orang yang bisa ngayomi orang lain," pesan dia pada Siti saat ketemu di rumah dinasnya.
Sejak ketemu akhir Desember 2014 lalu, sampai kini ia mengaku belum sempat kontak lagi dengannya.(surya/fiq)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.