Rudi Batal Menikah di Hari Jumat Gara-gara Lion Air Delay
Undangan pun telah disebar dan tamu juga telah berkumpul di tempat pernikahan di Palembang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kekacauan yang ditimbulkan oleh delay Lion Air menimbulkan banyak cerita sedih bagi calon penumpang. Kenangan pahit yang tertinggal di bandara.
Rudi Hermawan (29) misalnya. Penumpang Lion Air jurusan Jakarta-Palembang ini bahkan terpaksa menunda pernikahannya karena kekacauan itu.
Warga Palembang tersebut seharusnya menikah pada Jumat siang. Pernikahan itu menjadi sesuatu yang telah ia tunggu- tunggu dan rencanakan sejak jauh-jauh hari setelah empat tahun bekerja di Jakarta.
Undangan pun telah disebar dan tamu juga telah berkumpul di tempat pernikahan di Palembang.
Namun, keberangkatan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT342 yang seharusnya berangkat Kamis pukul 09.15 tak jelas kabarnya hingga Jumat siang. Rudi pun terpaksa menghabiskan malam di lantai ruang tunggu gerbang keberangkatan bandara.
Hingga kemarin siang, ia masih bertahan menunggu kepastian keberangkatan di Terminal 1B sambil menggenggam kartu boarding pass-nya. ”Saya cari pesawat lain saja kalau tidak jelas begini,” ujarnya lirih.
Rudi berharap rencana pernikahannya masih bisa diselamatkan. ”Saya bilang kepada orangtua, pernikahan harus ditunda ke hari Sabtu,” ujar akuntan di salah satu perusahaan swasta di Jakarta tersebut.
Tak terbayang kerepotan yang harus dihadapi orangtua dan keluarga Rudi di Palembang untuk menggeser hari pernikahan itu.
Lain lagi cerita Frederick (24). Dengan hati berbunga-bunga berangkat dari tempat indekosnya di Jakarta Barat menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Kamis (19/2/2015) pagi. Tiket di tangannya menunjukkan keberangkatan pesawat hari itu pukul 11.45. Tiket itu ia pegang erat sambil membayangkan menyantap makan malam bersama keluarga di Padang, Sumatera Barat.
Namun, hingga Jumat tengah hari, Frederick yang hendak pulang kampung untuk merayakan hari raya Imlek itu masih berada di Terminal 1B bandara tersebut. Sekitar pukul 12.00 siang, ia akhirnya menyerah.
Ia mengangkat kembali tas ranselnya dan keluar dari ruangan check-in. Dua kardus berisi buah-buahan dan blender pesanan ibunya masing-masing ia tenteng di tangan kanan dan kiri.
”Saya sudah menginap semalam di sini dan berharap bisa terbang pagi ini, tapi sampai sekarang pesawat enggak datang- datang,” katanya. Pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Padang bernomor penerbangan JT352 yang seharusnya ia tumpangi sehari sebelumnya ditunda keberangkatannya tanpa alasan jelas.
Buyar sudah semua impiannya untuk berkumpul kembali bersama keluarga di Padang. Saat ratusan penumpang lainnya berusaha untuk menuntut pengembalian uang tiket mereka, Frederick memilih pulang ke tempat indekosnya untuk beristirahat.
Nilai uang dan usaha yang harus ia tempuh untuk menuntut penggantian uang itu sudah tak sepadan lagi dengan kekecewaan dan kelelahannya.