Brazil Tetap Kerjasama dengan Indonesia Meski Warganya Dieksekusi Mati
Menurut Sofjan, proses hukuman mati tidak memberi efek besar bagi kerjasama perekonomian kedua negara
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengungkapkan negara Brazil tetap bekerjasama di sektor perdagangan, meski warganya terkena hukuman mati di Indonesia. Menurut Sofjan, proses hukuman mati tidak memberi efek besar bagi kerjasama perekonomian kedua negara.
"Karena hukuman mati, terus kerjasama hilang itu nggak," ujar Sofjan di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal, Selasa (24/2/2015).
Sofjan menjelaskan saat ini Brazil dan Indonesia sudah banyak melakukan kerjasama di perdagangan. Pasalnya kedua negara saling membutuhkan satu sama lain.
"Dua-duanya saling butuh, kita banyak juga perusahaan kita ekspor kesana," kata Sofjan.
Sofjan memaparkan hal wajar jika pemerintah Brazil marah dengan Indonesia. Menurut Sofjan emosi pemerintah Brazil tersebut tidak akan lama.
"Ya biasa lah. Kita harus terima itu sebagai kenyataan. Tapi akan lama," ungkap Sofjan.
Diberitakan sebelumnya, protes keras Pemerintah Indonesia ini telah disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia kepada Dubes Brasil untuk Indonesia pada 20 Februari pukul 22.00 WIB.
Duta Besar Toto Riyanto telah dipanggil pulang ke Jakarta sampai ada jadwal penyerahan credentials yang baru dipastikan oleh Pemerintah Brasil.Diduga tindakan Pemerintah Brasil ini ada hubungannya dengan hukuman mati yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap warga negara Brazil yang tersangkut kasus obat-obatan terlarang, Marco Archer Cardoso Moreira pada Januari 2015 silam.