TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hubungan pemerintah Indonesia dengan Brasil yang telah menolak surat kepercayaan Dubes Indonesia Toto Riyanto, ditengah pertentangan eksekusi mati seorang warganya, berdampak pada kerja sama militer.

Ketua DPR Setya Novanto mengatakan, jika hal tersebut berpengaruh pada TNI, bisa dievaluasi rencana pembelian alutsista.

"Kebutuhan alutsista itu sudah diprogramkan sejak lama, masalah perdagangan tidak masalah sejak lama. TNI bisa evaluasi seandainya kita harus alihkan alutsista tersebut," kata Novanto di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/2/2015).

Menurutnya, Indonesia juga tidak punya ketergantungan pada Brazil untuk memenuhi kebutuhan alutsista.

"Kebutuhan alusista kita sudah terprogram. Kita tidak punya ketergantungan memenuhi kebutuhan alusista. Tidak masalah bila mengalihkan pembelian dari Brazil ke negara lain," kata Novanto.

Dirinya mengatakan, ada beberapa negara lain yang bisa dipertimbangkan untuk pengadaan alutsista, diantaranya adalah Rusia.

"Pimpinan DPR sudah bertemu dengan Rusia. Kita bicara banyak hal terkait alusista dan investasi. Kita beli alusista seperti Sukhoi dari Rusia. Rusia juga akan berinvestasi sebesar 136 juta dolar di Indonesia," katanya.

Di bidang pertahanan Indonesia dan Brasil sudah menjalin kerjasama yang baik. Contohnya pada tahun anggaran 2009-2014, Indonesia memesan pesawat Super Tucano untuk mengawasi garis pantai. Selain itu juga indonesia memesan Multi Launcher Rocket System (MLRS).